Jaga Kelestarian Budaya, Kontes Robot Seni Tari Indonesia Menjadi yang Pertama di Dunia!

ums.ac.id, SURAKARTA – Dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) serta melahirkan insan-insan pemikir dan pembuat robot yang berkemampuan tinggi, Kontes Robot Indonesia (KRI) Tahun 2024 diselenggarakan. Selain itu, hal ini juga berupaya untuk melestarikan budaya Indonesia melalui robotika cerdas yang bersaing pada ajang Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI).

KRI 2024 berlokasi di venue utama Gedung Edutorium KH Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada Kamis dan Jumat, 4-5 Juli 2024.

Indonesia dengan budayanya yang beragam, sudah semestinya dijaga kelestariannya. KRSTI yang telah dilaksanakan sejak 2010 berupaya menghidupkan unsur seni budaya ke dalam medium robot. Prof. Dr. Eng. Drs. Benyamin Kusumoputro, M.Eng., selaku dewan juri KRSTI 2024 Tingkat Nasional, menyebutkan kontes robot tari di Indonesia, dapat diakui sebagai yang pertama di dunia.

“Rasanya betul, karena ASEAN mempunyai seni tari yang rumit dan banyak tarian yang memiliki karakteristik berbeda-beda. Seperti Indonesia yang memiliki gerakan tangan yang lebih rumit. Sehingga belum banyak negara yang mampu membuat robot tari. Kita ingin sekali, paling tidak di ASEAN kita bikin pertandingan robot internasional khusus tari,” ujar Benyamin Jumat, (5/7).

Benyamin juga menjelaskan robot tari memiliki tingkat kesulitan tersendiri. Pasalnya, untuk dapat menirukan gerakan-gerakan tari yang dilakukan manusia, robot tari memerlukan banyak sistem motorik untuk dapat meniru gerak tari tertentu.

“Seni tari ini membutuhkan keluwesan, sehingga jumlah motor digunakan sebanyak mungkin agar menjadi gerakan semakin halus. Dengan ini kita membuat semacam koordinasi untuk menirukan gerakan manusia, dan diaplikasikan pada motor yang menjadi sendi-sendi robot,” lanjutnya.

KRSTI 2024 kali ini mengusung tema “Tari Oleg Tamuliang” yang berasal dari Pulau Bali. Oleg memiliki arti gerakan lemah gemulai, sedangkan Tamuliang yang berarti Kumbang. Tari Oleg Tamuliang sendiri menggambarkan dua ekor kumbang jantan dan betina yang sedang bersenang- senang di taman bunga sambil bermain-main, mengisap madu dan sari-sari bunga dan kemudian beterbangan satu sama lainnya. Tari ini diinterpretasikan sebagai tari percintaan, yang mana di akhir tarian menunjukkan berkasih-kasihan.

Dosen pendamping mahasiswa peserta KRSTI, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Novian Fajar Satria, S.ST., M.T.,, mengungkapkan kemegahan venue KRI 2024 yang berlangsung di venue utama Gedung Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS.

“Dari sisi venue yang luar biasa, megah dan bagus. Namun ada beberapa kendala yang kita hadapi seperti kondisi lapangan yang berbeda, sehingga kami perlu menyesuaikan,” ucap Novian. (Eva/Humas)

Berita lainnya...