ums.ac.id, SURAKARTA – Perbincangan mengenai Kuliah Kerja Nyata (KKN) menjadi topik yang hangat di media sosial baru-baru ini lantaran ada yang menganggap bahwa KKN adalah kegiatan yang tidak penting dan hanya menyusahkan masyarakat desa.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Panitia Lokal KKN Muhammadiyah ‘Aisyiyah (KKNMAs) 2024, Prof. Dr. Kuswaji Dwi Priyono, M. Si., menyatakan bahwa KKN sangat berguna untuk masyarakat desa yang masih sangat pragmatis dan menganggap bahwa KKN tidak hanya membantu saat kegiatan 17 Agustus.
Saat ini, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menjadi tuan rumah KKNMAs 2024 yang diikuti oleh 1.311 mahasiswa yang berasal dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA) dan disebar ke 77 desa di Kabupaten Sukoharjo dan 71 desa di Kabupaten Karanganyar.
“KKN masih sangat diperlukan dalam menghadapi permasalahan yang terjadi di desa yang apa-apa ingin diselesaikan secara instan. Dengan adanya KKN, maka mahasiswa akan mengusahakan solusi terkait masalah yang sedang terjadi,” ungkap Kuswaji yang juga Guru Besar Program Studi Geografi UMS, Kamis, (8/8).
Kuswaji juga menyampaikan bahwa pada dasarnya mahasiswa KKN bukanlah seorang Sinterklas, yang datang ke desa dengan membawa seperangkat bantuan melainkan membawa ide dan gagasannya untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi.
“Permasalahan yang kerap dihadapi dosen pembimbing dan mahasiswa KKN sebenarnya permasalahan finansial karena masyarakat menganggap bahwa mahasiswa berasal dari keluarga yang berada,” papar Ketua Panitia Lokal KKNMAs 2024 itu.
Padahal, lanjutnya, banyak hal yang bisa dilakukan mahasiswa KKN seperti pendampingan pembuatan kemasan produk UMKM yang kurang menarik menjadi menarik di mata calon konsumen.
Kuswaji juga menerangkan bahwa dengan adanya permasalahan tersebut, hal itu menjadi tantangan bagi Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) untuk menyikapi suatu permasalahan.
“Mereka sebagai dosen pembimbing lapangan harus mampu menjembatani komunikasi antara mahasiswa KKN dengan masyarakat untuk menjelaskan kembali terkait dinamika KKN yang sesungguhnya,” tuturnya. (Dewi/Fika/Humas)