Karanganyar, 12 Agustus 2024 – Dikutip dari djkn.kemenkeu.go.id , menurut WHO, Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar. Permasalahan Stunting ini tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga di berbagai negara. Namun saat ini Prevalensi Stunting di Indonesia telah mencapai angka 21,6%. Mengingat pentingnya permasalahan tersebut, pemerintah RI mengharapkan penurunan angka tersebut hingga 14 persen dengan menerapkan aksi konvergensi intervensi, serta melakukan gerakan masyarakat sadar Stunting untuk pencegahan dan pemberantasan Stunting.
Salah satu upaya pencegahan Stunting yang dapat dilakukan adalah pemberian ASI eksklusif pada bayi dan MPASi yang sehat. Melihat hal tersebut, kelompok 105 berinovasi untuk membuat PMT berupa ‘Puding Kelor Anti Stunting’. Puding ini berbahan dasar kelor yang mana kaya akan asam amino, vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi proses tumbuh kembang anak serta dapat mengejar gagal tumbuh kembang anak/baduta yang mengalami resiko Stunting.
Bahan dasar puding berupa daun kelor ini juga relatif mudah didapatkan karena dari bahan lokal sehingga ibu-ibu dapat membuatnya di rumah. Selain bahan utama daun kelor, bahan lainnya yaitu agar-agar plain, daun pandan, telur, santan, susu fullcream, serta air dan gula secukupnya.
Inovasi Puding Kelor Kelompok 105 ini telah di sosialisasikan di beberapa Posyandu Desa Genengan didampingi oleh Ibu Bidan Desa Genengan dan dijadikan tambahan PMT saat kegiatan rutin Posyandu. Selain itu, puding kelor ini juga diharapkan dapat disukai oleh anak-anak, sehingga dapat meningkatkan kekebalan tubuh anak dan mengatasi masalah kekurangan gizi pada anak-anak.
(Kelompok 105 – Desa Genengan/Shofiyatul Qulub)