16 Agustus 2024: Malam tirakatan di Desa Waru Prampelan selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh seluruh warga. Acara ini bukan sekadar tradisi turun-temurun, tetapi juga menjadi ajang untuk mempererat tali persaudaraan dan menggali kembali nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh leluhur.
Pada malam tirakatan tahun ini, suasana di desa terasa lebih khusyuk dan penuh haru. Warga dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga lansia, berkumpul di balai desa dengan semangat yang sama—menjaga warisan budaya dan memanjatkan doa untuk keselamatan serta kesejahteraan bersama.
Acara dimulai dengan sambutan dari kepala desa yang mengingatkan pentingnya mempertahankan tradisi tirakatan sebagai cerminan rasa syukur dan kebersamaan. Setelah itu, beberapa tokoh masyarakat memberikan wejangan tentang makna tirakatan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka mengajak seluruh warga untuk tidak hanya menjadikan acara ini sebagai seremonial tahunan, tetapi juga sebagai momentum refleksi diri dalam memperbaiki kualitas hidup dan hubungan sosial.
Puncak acara ditandai dengan pembacaan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama setempat. Suasana hening menyelimuti desa saat setiap doa dipanjatkan, mengiringi harapan-harapan baik untuk masa depan Desa Waru Prampelan. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan makan bersama, yang semakin mempererat rasa kekeluargaan di antara warga.
Tirakatan di Desa Waru Prampelan tidak hanya memperkuat ikatan sosial, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga dan meneruskan nilai-nilai luhur yang telah menjadi bagian dari identitas desa. Dengan kebersamaan dan gotong royong, warga Desa Waru Prampelan berhasil menjadikan tirakatan sebagai momentum untuk melestarikan tradisi, memperdalam rasa syukur, dan memupuk persatuan di tengah perubahan zaman.
( Tim KKNMAS 27 Desa Waru )