Mahasiswa KKN MAs Kelompok 83 Desa Jatipurwo Gelar Penyuluhan Stop Bullying dan Seks Bebas di SMPN 1 Jatipuro

Tulisan dari Tim KKN MAs 2024 tidak mewakili pandangan dari redaksi News UMS

Jatipuro, 26 Agustus 2024 – Kelompok 83 Desa Jatipurwo sukses menggelar penyuluhan bertema “Stop Bullying dan Seks Bebas” kepada siswa-siswi SMPN 1 Jatipuro. Acara ini diselenggarakan sebagai upaya pencegahan dan pengetahuan terkait bahaya bullying serta seks bebas di kalangan remaja.

Dalam penyuluhan yang berlangsung pada Senin pagi, Mahes, anggota kelompok 83, memberikan penjelasan mendalam mengenai jenis-jenis bullying dan dampaknya. “Bullying sangat berbahaya, karena dapat merusak mental seseorang bahkan dapat berujung kematian,” tegas Mahes. Ia menekankan bahwa bullying tidak hanya terjadi secara fisik, tetapi juga secara verbal, seperti menghina atau mengucilkan seseorang di media sosial.

Mahes menjelaskan bahwa bullying bisa terjadi tanpa disadari, termasuk perundungan yang dianggap bercanda atau penyebaran informasi pribadi yang sengaja dilakukan untuk menjatuhkan seseorang. “Terkadang tanpa disadari kita melakukan bullying, meskipun hal itu dilakukan hanya untuk bercanda semata,” tambahnya sebelum menutup materi.

Dalam sesi tanya jawab, Mahes juga menguraikan mengenai bullying verbal, yaitu berupa kata-kata yang menghina dan mempermalukan, serta aib yang seharusnya tidak disebarluaskan.

Selain itu, penyuluhan juga membahas mengenai seks bebas. Edukasi seksual dianggap sangat penting untuk remaja, mencakup pengetahuan tentang pertumbuhan dan fungsi alat reproduksi serta dampak seks bebas. Mahes menjelaskan bahwa seks bebas seringkali merujuk pada hubungan seksual di luar nikah yang tidak aman, yang dapat menimbulkan berbagai dampak negatif.

Penyebab utama seks bebas di antaranya adalah kurangnya pengendalian diri dan dampak negatif yang meliputi putus sekolah, kehamilan di usia muda, serta penyakit kelamin seperti klamidia, sifilis, gonore, dan HIV.

Untuk menghindari seks bebas, Mahes memberikan beberapa tips, antara lain tidak berduaan dengan lawan jenis di tempat sepi, menjauhi pergaulan bebas dan narkotika, memperkuat pendidikan agama, serta tidak menonton video porno. “Edukasi seksual yang tepat dan menjaga diri adalah kunci untuk menghindari seks bebas dan dampak negatifnya,” simpul Mahes.

Penyuluhan ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat bagi para siswa dalam menghadapi tantangan di masa remaja mereka.

(Tim KKN-MAs 2024 Desa Jatipurwo)