Tim Riset Prototipe UMS Adakan FGD Pengembangan Psikoedukasi Pendidikan Seks Anak

ums.ac.id, SOLO – Tim riset prototipe Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menunjukkan komitmen dalam dunia pendidikan dengan mengadakan Focus Group Discussion (FGD) guna mengembangkan aplikasi Psikoedukasi Pendidikan Seks Anak pada Sabtu, (5/10). Kegiatan tersebut diadakan di SD Muhammadiyah PK Kottabarat Surakarta.

Ketua tim, Dr. Murfiah Dewi Wulandari, S.Psi., M.Psi., dari Prodi PGSD UMS menyampaikan bahwa program ini bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan pada anak untuk melindungi diri dari ancaman pelecehan seksual.

“Inovasi ini dikembangkan dari hasil riset sebelumnya yang berbentuk aplikasi dengan fitur yang masih sederhana. Kini aplikasi yang sudah ada disempurnakan ke dalam aplikasi digital di Playstore dengan fitur yang lebih komprehensif dan menarik,” ungkapnya.

Murfiah juga menyampaikan bahwa aplikasi yang dikembangkan ini dilengkapi dengan fitur kelas kajian pendidikan seks yang sesuai dengan perspektif Islam, kuis berbasis game, fitur chat QnA untuk konsultasi dengan ahli, dan video interaktif yang mudah dipahami anak.

“Melalui fitur-fitur tersebut, anak-anak dapat belajar mengenali bagian tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh, memahami cara mengidentifikasi pelaku potensial, serta berlatih keterampilan menolak dan melaporkan jika terjadi pelecehan. Langkah strategis ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan edukasi seksual anak yang masih menjadi isu penting di masyarakat,” jelas Wakil Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMS itu.

Murfiah berharap pengembangan Aplikasi Psikoedukasi Pendidikan Seks Anak dapat menjadi salah satu sarana pencegahan pelecehan seksual bagi anak yang dapat dimanfaatkan oleh guru, siswa, maupun orang tua.

Ika Candra Sayekti, S.Pd., M.Pd., anggota tim, yang juga dari Prodi PGSD menyatakan FGD ini dilakukan untuk mendapatkan masukan dan saran yang konstruktif dari calon pengguna. Selain itu masukan yang diterima akan menjadi bahan refleksi dan evaluasi guna penyempurnaan aplikasi menjadi lebih baik.

Mus’ab sebagai anggota tim juga berharap aplikasi yang dikembangkan terbangun lebih sempurna sehingga dapat menjadi bekal yang sangat baik bagi anak untuk melindungi diri dari pelecehan sesksual dan dapat segera dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas. (Maysali/Humas)