ums.ac.id, SURAKARTA – Masih dalam serangkaian agenda International Student Summit (ISS) 2024 yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), beragam cerita diungkapkan oleh para peserta.
Peserta dari agenda ini adalah mahasiswa asing dari berbagai negara, yang ditujukan untuk dapat bertukar ide dan pengalaman antar budaya.
Laone Madome, mahasiswa Magister Ilmu Keberlanjutan dari Universitas Padjadjaran (UNPAD), dari Botswana, Afrika Selatan membagikan pengalamannya mengikuti ISS 2024. Laone saat ini sedang menjalani pengalaman berharga dalam program KNB Scholarship.
Dalam wawancaranya, Laone merasa terhormat dapat mewakili Botswana, universitas, dan tentunya Indonesia. Dia menggambarkan perjalanan Jeep dari lokasi acara ke tempat tinggalnya sebagai pengalaman yang “eksotis” dan “indah,” mengingatkan dirinya pada Botswana.
Laone juga mengungkapkan ketertarikan mendalamnya terhadap isu pengelolaan limbah.
“Indonesia memiliki tantangan dalam manajemen limbah, dan saya ingin belajar bagaimana negara ini mengatasinya,” ungkapnya Rabu, (16/10).
Dengan harapan dapat membawa pengetahuan yang didapatnya kembali ke Botswana. Laone menyebut bahwa program ini menjadi alasan utama ia memilih untuk belajar di Indonesia.
Bagi Laone, kunjungannya ke Indonesia bukan hanya tentang studi, tetapi juga tentang eksplorasi budaya.
“Saya sangat menyukai keberagaman dan bagaimana masyarakat di sini menjaga lingkungan mereka,” ujarnya.
Dia berencana melanjutkan pendidikan hingga jenjang doktoral setelah menyelesaikan program masternya, dengan cita-cita menjadi seorang profesor.
Kehadiran Laone di ISS 2024 bukan hanya untuk belajar, tetapi juga untuk menjalin hubungan yang lebih dalam dengan budaya lokal.
“Saya mencintai kesederhanaan dan keramahan masyarakat di sini,” tambahnya.
Dengan semangat tinggi, Laone berkomitmen untuk mengembangkan pengetahuan dan pengalaman yang akan bermanfaat bagi kedua negara.
ISS 2024 menjadi momentum penting bagi mahasiswa internasional untuk berkolaborasi dan berbagi visi tentang keberlanjutan dan isu-isu global. (Fika/Humas)
