ums.ac.id, SURAKARTA – Dalam sebuah acara yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan pendidikan vokasi, Dr. Aditya Warman, MBA, Ketua Ikatan Alumni (IKA) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang juga anggota Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan, berbagi pandangannya tentang arah baru pendidikan vokasi di Indonesia.
Acara tersebut merupakan agenda yang digelar oleh Luwes Group dengan menjalin kerjasama bersama Sekolah Menengah Kejuruan di Wilayah Jawa Tengah. Sebanyak 22 Sekolah dari berbagai keahlian antara lain Bisnis Ritel & Digital Marketing, Manajemen Perkantoran & Layanan Bisnis, Tata Busana, Perhotelan dan Kuliner mengikuti agenda tersebut.
Diskusi yang dilaksanakan Selasa, (29/10) ini berfokus pada prinsip utama yang diusung, yaitu “Make it People Before Make it Product.” Hal ini menekankan bahwa pendidikan vokasi harus lebih dari sekadar menghasilkan keterampilan teknis, tetapi juga membentuk karakter dan etos kerja siswa untuk menghadapi tantangan zaman.
Aditya menggarisbawahi pentingnya menggeser fokus pendidikan dari sekadar patuh pada aturan menjadi patut dalam perilaku.
“Pendidikan vokasi harus membentuk generasi yang tidak hanya mengikuti peraturan, tetapi juga memiliki kesadaran moral yang tinggi,” ujarnya.
Dia menekankan bahwa kedisiplinan harus menjadi bagian dari habit sehari-hari, bukan hanya sekadar kewajiban.
Dalam konteks pembelajaran, Ketua IKA UMS itu juga menyoroti nilai tacit knowledge atau pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sebagai pilar penting dalam pendidikan vokasi.
“Kurikulum perlu menciptakan ruang bagi siswa untuk berbagi pengalaman dan berinteraksi dengan mentor, sehingga mereka dapat mengembangkan keahlian praktis yang lebih mendalam,” jelasnya Rabu, (30/10).
Selanjutnya, diskusi berlanjut pada pentingnya High Order Thinking Skills (HOTS). Menurut Aditya, pendidikan vokasi harus mendorong siswa untuk berpikir kritis dan analitis.
“Siswa perlu memahami bukan hanya apa yang mereka pelajari, tetapi juga alasan dan mekanisme di baliknya,” ungkapnya.
Menurutnya, hal ini akan mendorong kreativitas dan inovasi di kalangan siswa, memungkinkan mereka untuk menciptakan solusi yang relevan dengan industri.
Akhirnya, Aditya Warman memperkenalkan konsep Thinking Way yang menggabungkan empat pilar: TOOLSET, SKILLSET, MINDSET, dan MENTALSET.
“Pendidikan vokasi harus membangun pemahaman yang komprehensif dan adaptif, sehingga siswa dapat menghadapi berbagai tantangan di masa depan,” tambahnya.
Pertemuan ini mencerminkan komitmen untuk membangun platform pendidikan vokasi yang holistik dan siap menghadapi perubahan zaman, menghasilkan generasi unggul yang memiliki mentalitas dan keterampilan yang seimbang.
“Dengan langkah-langkah ini, pendidikan vokasi di Indonesia diharapkan dapat berkontribusi secara signifikan terhadap perkembangan tenaga kerja yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan global,” pungkasnya. (Fika/Humas)