Solopos.com, SOLO-Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sukoharjo Solo membuat permen jelly anti penyakit diabetes yang terbuat dari bahan lidah buaya, daun stevia, dan ekstrak daun jamblang.
Ide tersebut dilatarbelakangi fenomena yang terjadi pada tahun 2023 bahwa banyak anak-anak menderita diabetes yang meningkat 70% pada kisaran umur 10-14 tahun.
Karya mereka pun memperoleh penghargaan dalam lomba internasional.
Tim Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UMS Solo ini menorehkan prestasi Internasional dengan memperoleh Silver Medal 34TH International Invention, Innovation & Technology Exhibition, Malaysia, kategori Agriculture pada event World Young Inventors Exhibition 2023.
Anggota tim tersebut adalah Saminur Fauzan, Khoirunnisa Ramadhan Maghfiroh, Lu’lu’ul Rosyiqul Hayati, dan Haira Haritsa.
Wakil Dekan III FIK UMS, Noor Alis Setiadi, S.KM., M.K.M., Ph.D., menyatakan bangga dengan mahasiswa UMS yang memiliki keberanian tinggi dengan beradu ilmu di ajang Internasional.
“Hal ini membuktikan bahwa mahasiswa UMS punya kemampuan bersaing di kancah Internasional dan setara dengan peserta lain yang berasal dari berbagai negara. Keberanian ini merupakan poin penting bagi mahasiswa kita,” ujarnya dalamsiaran pers kepada Solopos.com, Senin (15/5/2023).
Tentu sebelum masuk pada poin keberanian, mahasiswa UMS harus mempersiapkan secara matang apa yang perlu dipersiapkan secara maksimal.
Sementara itu, Ketua Tim Mahasiswa FIK, Saminur Fauzan mengungkapkan produk yang dilombakan adalah Innovation of Aloe Vera Jelly Candy with Stevia Sweetener and Jamblang Leaf Extract as Functional Food in an Effort to Prevent Diabetes Militus in Indonesian Children.
“Permen jelly dari lidah buaya dengan pemanis daun stevia dan ekstrak daun jamblang sebagai pangan fungsional anti diabetes dengan rasa yang manis sehingga disukai anak-anak. Produk kami telah diuji kadar gula dan kadar antioksidan dengan hasil yang sangat baik dan memuaskan,” ujarnya.
Sistem lomba yang dilaksanakan, lanjutnya dengan sistem exhibition atau pameran, jadi disediakan booth untuk memamerkan produk inovasi yang dibuat dan dipresentasikan kepada dewan juri yang disesuaikan dengan kategori.
“Selain itu kami juga melakukan presentasi atau marketing kepada para pengunjung booth yang merupakan peserta exhibition lain, visitor negara local, trade investor, dan beberapa asosiasi penelitian dari beberapa negara,” jelasnya.
Saminur menyampaikan, pengalaman menarik selama perlombaan yang berlangsung pada 11-13 Mei 2023 ini mendapatkan respons positif dari juri, investor, peserta dan tamu yang datang.
“Anak-anak dari China, India, Malaysia, dan Vietnam ketagihan buat nyoba permen tim kami, sampai ada yang memborong tester yang kita punya. Padahal aslinya itu dibagikan secara gratis,” tambahnya.
Menurutnya, dari awal buka stan sampai beres-beres ramai terus, ada saja yang datang untuk melihat, mencoba dan mempelajari mengenai produk dari tim FIK UMS.
“Kami merasa bersyukur karena produk kami mendapatkan antusiasme yang luar biasa, sampai banyak investor yang merekomendasikan untuk bisa segera dikomersilkan. Bahkan sudah ada 4 investor yang mengajak kolaborasi,” imbuhnya.
Latar belakang dari penelitian ini, tambahnya, melihat fenomena yang terjadi pada tahun 2023 banyak anak-anak menderita diabetes yang meningkat 70% pada kisaran umur 10-14 tahun.
“Kemudian kami berpikir apa yang anak-anak suka, agar bisa masuk ke ranah tersebut dan dapat melakukan langkah prefentif untuk mengurangi risiko diabetes,” jelasnya.
Perlombaan ini diikuti oleh lebih dari 730 inventions dari 19 negara yakni Indonesia, Malaysia, Taiwan, Thailand, Korea, UEA, China, Philipina, Banglades, India, Qatar, Saudi Arabia, Hong Kong, Australia, USA, Laos, Vietnam, Oman, Irlandia.
Sumber : https://www.solopos.com/permen-anti-diabetes-ala-mahasiswa-ums-juara-di-ajang-internasional-1627788