You are currently viewing Dalam Bimtek PWM Jateng, UMS Siap Lakukan Pendampingan PDM Se- Solo Raya

Dalam Bimtek PWM Jateng, UMS Siap Lakukan Pendampingan PDM Se- Solo Raya

  • Post author:
  • Post category:Berita

ums.ac.id, SURAKARTA – Sebagai kelanjutan dari Pengukuhan CoE (Center of Excellent) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) PDM Se-Jawa Tengah pada tanggal 13-14 Januari 2024, di Hotel Persada Bandungan, yang dihadiri Bendahara dan Sekretaris dari 35 Kota dan Kabupaten di Jawa Tengah.

Dalam pengenalannya kepada peserta lain, utusan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) sebagai anggota CoE Prof., Dr., Kun Harismah, Ph.D., dan Dr., Kuswaji Dwi Priyono, M.Si, bahwa UMS siap mendampingi Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Solo Raya baik dalam kegiatan pelatihan maupun pendampingan tindak lanjut kegiatan.

“Hal itu bertujuan untuk memastikan pelaksanaan program PWM Jawa Tengah yang ada di PDM sekitar Solo Raya dapat menerapkan program prioritas dengan baik,” tegas Kuswaji saat diwawancarai Minggu, (14/1).

Menurutnya, CoE juga diharapkan akan mempercepat realisasi program yang telah diputuskan oleh PDM, dapat terlaksana dengan maksimal.

Dalam materi lain disampaikan oleh Rektor UMS yang juga Bendahara PWM, Prof., Dr., Sofyan Anif, M.Si., tentang Kebijakan Keuangan dan Proyeksi Keuangan PWM berbasis: Modern-Digital; Efisiensi; Resiliensi; Sustainability; & Produktivitas. Sumber Pendapatan Keuangan PWM; uang pangkal, iuran, LAZISMU, hak-hak milik Muhammadiyah, zakat, infaq/sadaqah, Wakaf tunai, dan AUM/PTMA.

Dalam pengantarnya, Sekretaris PWM H. Dodok Sartono, SE., MM., mengajak peserta untuk terus memaksimalkan dalam membangun TRUST (KEPERCAYAAN).

“Sebagai Pimpinan Muhammadiyah harus bisa membangun kepercayaan dengan terus membuat rekam jejak untuk membangun kemajuan masyarakat, meningkatkan kompetensi/keterampilan dalam mengimplementasikan program kerja yang direncanakan, dan tetap menjaga penampilan sehingga tetap menggairahkan dalam hubungan personalnya,” paparnya.

Kepercayaan ini harus terus diperkuat dengan kompetensi, integritas/kesatuan ucapan dan tindakan, nilai/value. Menjaga agar tak berkurang dengan kepentingan pribadi dan menjaga etika. Secara hukum sah memiliki lahan seluas sekian hektar, namun secara etika kurang kalau masih banyak warga miskin/tak punya lahan. (Fika/Humas)