You are currently viewing Prodi Farmasi UMS Berhasil Pertahankan Akreditasi A

Prodi Farmasi UMS Berhasil Pertahankan Akreditasi A

  • Post author:
  • Post category:Berita

Setelah 5 tahun menerima predikat Akreditasi A (sangat baik), Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali melakukan proses reakreditasi. Dalam proses ini, prodi tersebut berhasil mempertahankan predikatnya dalam meraih akreditasi A. Keputusan tersebut telah resmi berlaku sejak ditetapkan pada Selasa (29/1/2019) yang lalu.

Keputusan itu berdasarkan SK Nomor 0036/LAM-PTKes/Akr/Sar/I/2019 tentang Status, Nilai, dan Peringkat Akreditasi yang dikeluarkan oleh Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (Perkumpulan LAM-PTKes).

Perolehannilaiakreditasi yang diperoleh Prodi Farmasi UMS di periode ini juga mengalami peningkatan. Pada akreditasi sebelumnya, prodi ini berhasil memperoleh nilai 365. Namun, pada periode ini nilai yang diperoleh 376 dari nilai minimum 361 untuk akreditasi A.

Ketua Program Studi (Kaprodi) Farmasi UMS, Anita Sukmawati, Ph.D, Apt mengungkapkan, bahwa perjuangannya bersama tim dalam reakreditasi prodi ini telah dimulai sejak 2014 yang lalu.

“Jadi penilaian untuk akreditasi kita dimulai dari 2014 sampai 2018 pertengahan. Sepanjang itu kan kita sudah 3 kali ganti kaprodi. Terus untuk yang kami siapkan seperti ceklist di borang, dan itu kita masukkan kegiatannya di RPPS (Rencana Pengembangan Program Studi),” jelasnya ketika ditemui di ruang dekanat Prodi Farmasi UMS, Rabu (6/2/2019).

Apabila dilihat dari nilai yang sekarang dapat diraih oleh Prodi Farmasi UMS, terlihat bahwa prodi mengalami perkembangan yang cukup tajam. Dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM) jumlah dosen dengan gelar Doktor serta yang memiliki jabatan akademik Lektor Kepala telah bertambah, bahkan memiliki 1 orang dosen dengan jabatan akademik Guru Besar.

Selain itu, dari segi peminatan calon mahasiswa yang masuk ke Prodi Farmasi UMS juga mengalami peningkatan. Sebelumnya rasio peminat yang masuk keprodi ini hanya 1:3, namun sekarang telah mencapai di atas 1:5. Bahkan dari data terakhir yang masuk adalah 1:13.

Dari sisi prestasi mahasiswa juga meningkat. Dari segi lulusannya, untuk mahasiswa Prodi Farmasi UMS terhitung sudah 60% lulus dengan IPK di atas 3,00. Hal ini merupakan prestasi yang sangat bagus, melihat sebelumnya jumlah lulusan dengan IPK 3,00 berkisar 30%.

Takhanya itu, untuk masa tunggu lulusan dari fakultas ini juga meningkat tajam. Berdasarkan data sebelum reakreditasi prodi, masa tunggu lulusan berkisar 6 bulan (survey 2011). Kemudian mengalami peningkatan dengan kisaran waktu 3,3 bulan (survey 2014). Bahkan untuk data terbaru berkisar 1,8 bulan.

Hal tersebut memperlihatkan kesungguhan prodi ini dalam meningkatkan mutu dan kualitasnya. Dalam proses reakreditasi ini, tim borang Prodi Farmasi UMS berusaha untuk mendapatkan nilai maksimal (4) di setiap ceklist yang ada, baik dari segi SDM, prestasi mahasiswa, publikasi ilmiah, fasilitas, dan lain sebagainya.

Dekan Fakultas Farmasi, Azis Saifudin, Ph.D., Apt. mengungkapkan bahwa sesuai dengan visi UMS, makacapaianiniuntukjangkapanjang. Sehingga peningkatan kualitas dosen dengan cara regenerasi dosen dengan kualita baik perlu diperhatikan.

“Capaian ini tidak untuk sekarang. Jadi UMS harus memelihara mutu jangka panjang. Jadi mutu dan kualitas dosen harus segera dilakukan regenerasi. Dosen yang ada sekarang itu harus mempersiapkan pengajaran di era 10 atau 15 tahun kedepan karena kita sudah memasuki ilmu baru dan teknologi baru,” ungkapnya.

Selain itu guna mempertahankan kualitas dosen dan mahasiswa, Prodi Farmasi UMS nantinya akan berencana membatasi jumlah mahasiswa masuk dengan angka maksimal 200 orang. Hal ini agar selain dosen mengajar, mereka juga tetap dapat fokus dalam meningkatkan jumlah dan kualitas publikasi ilmiah. Selain itu, jumlah mahasiswa yang over load ditakutkan akan member dampak kepada lulusan, mengingat setelah lulus dari S1 Farmasi, mereka akan melanjutkan ke program profesi. Sedangkan jumlah mahasiswa di program profesi ini terbatas, yaitu maksimal 240 mahasiswa. (Khairul)