You are currently viewing Dilema Deforestasi dan Iklim, Generasi Muda Bisa Apa? Hizbul Wathan Penuntun Moh. Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta Gelar Seminar Nasional

Dilema Deforestasi dan Iklim, Generasi Muda Bisa Apa? Hizbul Wathan Penuntun Moh. Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta Gelar Seminar Nasional

  • Post author:
  • Post category:Berita

Seminar nasional yang digelar oleh Hizbul Wathan Penuntun Moh. Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta (HW UMS) dengan tema “Dilema Deforestasi dan Iklim, Generasi Muda Bisa Apa?” pada Minggu 30, Januari 2022 secara daring menggukan Zoom Meeting dan luring yang bertempat di Auditorium Mohammad Djazman, Kampus I UMS.

Membahas tentang lingkungan dan diklim seminar ini dihadiri oleh Dr. Ir. Mahfudz, M.P, Kepala Pusat Data dan Informasi Sekretariat Jendral Kementrian Lingkungan Hidup, Ahmad Dahlan Rais Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Endra Widyarsono Ketua Kwartir Pusat Hizbul Wathan, Ihwan Susila, S.E., M.Si., Ph.D. Wakil Rektor III UMS serta juga pemateri dalam acara ini yaitu Falasifah, S.Si inisiator Backind, Founder dan Direktur ALBITEC dan Abdul Ghofar daru Wahana Lingkungan Hidup Indonesia.

Febri Bekti Pangestu selaku ketua panitia mengatakan acara itu merupakan acara puncak dari rangkaian milad ke-12 Hizbul Wathan UMS. Sebelum seminar ini, ada beberapa kegiatan yaitu lomba artikel ilmiah, clean up kampus I dan II UMS, kemudian family gathering HW UMS kemudian Seminar Nasional ini.

“kami mengammbil tema Deforasi pada seminar ini karena melihat tujuan HW UMS periode 2022 yaitu sosial dan lingkungan” jelas Febri.

Dr. Ir. Mahfudz, M.P Kepala Pusat Data dan Informasi Sekretariat Jendral Kementrian Lingkungan Hidup menjelaskan peran hutan dalam tantangan lingkungan. Indonesia memiliki tantangan terkait tren lingkungan global yaitu mengurangi energi fosil yang diganti dengan energi baru terbarukan. Selain itu ada reduksi konsumsi energi, perubahan iklim, masalah sampah, dan keanekaragaman hayati.

“Mengenai hal itu, hutan berperan sebagai sumber energi terbarukan, sumber ekonomi hijau, ruang terbuka hijau untuk mencegah hidrologi, dan sumber plasma nutfah dan keanekaragaman hayati.” Tegas Mahfudz.

Dalam kesempatan itu, juga menjelaskan salah satu program Kementrian Lingkungan Hidup yang ditujukan kepada anak muda yaitu green leadership.

“Green leadership kami tujukan kepada anak-anak muda. Kami bekerja sama dengan Walhi untuk membuat sekolah lingkungan. Kegiatan ini memberikan kepemimpinan dengan wawasan lingkungan kepada anak muda. Untuk tahun ini kami akan membukanya lagi,” Jelas Mahfudz.

Abdul Ghofar selaku pemateri menjelaskan partisipasi generasi muda dalam gerakan keadilan iklim. Menurut dia, sudah saatnya pemuda mengawali kebangkitan gerakan sadar iklim.

“Ada kutipan menarik dari aktivis iklim global bernama Greta Thunberg yaitu jangan merasa kecil untuk membuat perbedaan. Jika pemerintah dan kepala negara tidak berkontribusi dalam kampanye perubahan iklim, maka anak muda yang harus lebih keras menyuarakan kepada mereka,” jelas dia.

Sementara itu, Falasifah memaparkan pemuda bisa melakukan hal-hal kecil untuk pengurangan perubahan iklim dari diri sendiri terlebih dahulu.

“Dulu saya memulai dengan gerakan zero waste. Setelah daru Rote dan mendirikan komunitas, saya bingung. Kemudian melihat peluang dengan memisahkan botol air mineral, akhirnya bisa membiayai komunitas dan memberdayakan masyarakat,” jelas dia.

Setelah rangkaian acara itu, Hizbul Wathan UMS Solo nantinya akan menyelenggarakan Sekolah Konservasi. Kegiatan tersebut merupakan tujuan utama dari program kerja periode 2022.

“Nantinya kegiatan tersebut tidak hanya diikuti oleh HW UMS Solo, namun juga komunitas-komunitas yang bergerak di bidang lingkungan seluruh Jawa Tengah,” tambah Febri. (Alwy/Humas)