ums.ac.id, PABELAN – Departemen Kajian dan Keilmuan Pejuang Masjid Sudalmiah Rais Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) bekerja sama dengan Bidang Tabligh Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammasiyah (PC IMM) Kota Surakarta mengadakan Kajian Kolaboratif Isu dan Kontemporer bertema, “Peran Mahasiswa di Tengah Gempuran Campaign Childfree”, pada Rabu (15/2) berlokasi di Lantai 2 Masjid Hj. Sudalmiah Rais.
Narasumber dalam kajian ini yaitu, adalah Alfrisa Renuat, S.I.Kom dari Ketua Bidang IMMawati PC IMM Surakarta, Silmiy Miftakhun Najah dari Ketua Bidang Tabligh PC IMM Surakarta dan Nurul Ummatun, M.Pi., dari Dosen UMS sekaligus Pembina SEED Institute. Pembahasan isu Childfree akan dibahas dalam ranah keperempuanan, keislaman dan sudut pandang ilmu pengetahuan.
Baca Juga : Mantan Wakil Ketua DPR RI Zaenal Ma’arif Tutup Usia, Doktor Pertama UMS yang Sempat Kritik SBY
Nurul Ummatun, M.Pi., menjelaskan tinjauannya dari ranah ilmu pengetahuan yang mana Childfree ini tidak datang begitu saja dan tiba-tiba orang menyatakan diri sebagai Childfree. Childfree berangkat dari kondisi modern dan post modern saat ini yang sulit dihindarkan.
“Maka dari itu, kita jangan sampai kalah dan larut dalam era modern serta postmodern saat ini, yang setiap lini kehidupan pasti bebenturan dengan kapitalisme dan ujungannya adalah ekonomi,” papar Dosen UMS itu.
Baca Juga : Selamat! Prodi Ekonomi Pembangunan FEB UMS Raih Akreditasi Unggul
Menurutnya, sebagai muslim yang mempunyai tanggung jawab lebih bahkan menjadi manusia sebagai ‘khalifah fiil ardh’ mempunyai misi untuk diciptakan dan diturunkan di muka bumi tidak hanya untuk bersenang-senang, sehingga untuk mewujudkan misi panjang tersebut tentunya harus melakukan regenerasi yang bisa mewujudkannya saat kita sudah tidak ada, salah satunya dengan memiliki keturunan.
Ketua Bidang IMMawati PC IMM Surakarta, Alfrisa Renuat, S.I.Kom sekaligus inisiator kajian isu kali ini, mengatakan kajian yang diadakan ini adalah sebagai momentum untuk melawan isu dan kampanye Childfree yang saat ini sedang digaungkan.
Baca Juga : ANCAMAN INFLASI DAN KEMISKINAN DI SOLO RAYA
“Isu ini kembali ramai setelah salah satu influencer yang menyatakan untuk childfree karena bisa bermanfaat bagi tubuh dan sebagai anti aging,” ungkap Alfrisa.
Ia memberikan cara untuk memfilter isu-isu terkait Childfree, kita harus bisa memahami bahwa Childless dan Childfree itu bukan suatu hal yang sama dan salah satu faktor penyebab Childfree adalah kesehatan dari psikologis maupun medis.
“Bahkan ada yang menganggap karena bisa bermanfaat bagi tubuh dan sebagai anti aging, dan faktor lain adalah gelombang feminisme Terjadi pergeseran nilai perempuan dan keluarga,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Silmiy Miftakhun Najah mengatakan bahwa melihat dari sudut pandang fiqih dan Islam Childfree yang merupakan keputusan seseorang secara sadar dirinya sehat secara fisik maupun psikologis untuk mampu mempunyai anak.
“Tapi berkomitmen dengan pasangannya untuk sepakat tidak ingin mempunyai anak jelas dilarang dalam Islam, karena sejatinya tujuan dalam pernikahan selain ibadah dan menyempurnakan agama adalah untuk memiliki keturunan,” tambahnya. (Fika/Humas)