Keberadaan kamus online, Google Translete, memang bisa membantu menerjemahkan kalimat dani bahasa satu ke bahasa lainnya. Namun, bukan semuanya lantas selesai secara mudah. Apalagi bila terjemahan dilakukan kata per kata, konteks maknanya bisa berbeda. Faktanya, penerjemahan tidak hanya sekadar melihat arti kata di kamus. Ada beberapa kiat dalam melakukan penerjemahan, bagi orang-orang yang memang berkecimpung di bidang komunikasi, tulis-menulis dan semacamnya. Atau bagi mereka yang memang peduli dan ingin belajar lebih jauh tentang penerjemahan bahasa. Satu hal yang sangat saya percayai adalah jika Anda tidak paham dengan apa yang Anda tuliskan, Kemungkinan besar, pembaca juga tidak akan paham membaca tulisan Anda. Iniiah yang sering tidak dipahami kebanyakan orang.
Sang penerjemah harus memahami betul sumber tulisan sebelum dapat menghasikan terjemahan yang luwes dan tidak aneh dibaca. Saya memiliki patokan seperti ini: jika Anda belum dapat menjelaskan maksud dan tulisan tadi secara lisan tanpa melihat sumber bacaan, berarti Anda belum memahami hal tersebut. Lalu, bagaimana cara agar dapat menguasai bahan tadi, jika Anda belum paham? Satu kata, belajar. Pasalnya, patokan saya cuma satu. Saya harus dapat menjelaskan sumber terjemahan tadi dalam bahasa saya sendiri secara lisan, tanpa meiihat “contekan”.
Jika Anda sudah cukup berpengalaman di manajemen produk, Anda pasti tahu bahwa salah satu hal utama yang hanus dilakukan adalah menentukan atau identifikasi target pasar dari produk tersebut. Artikel atau setiap bentuk terjemahan juga demikian. Jadisebelum Anda menerjemahkan, sebaiknya Anda menentukan target pembaca dan hasil terjemahan tersebut. Dan jika memungkinkan, identifikasi target pembaca dan sumber/dahan terjemahan. Misalnya saja, jika Anda menerjemahkan kata “campaign” dalam konteks game dan untuk pembaca gamer, saya tidak akan menyarankan Anda untuk menggunakan kata “kampanye”.
Pasalnya, pembaca Anda justru akan kebingungan dengan istilah “kampanye”. Demikian juga dengan kata “party” di ranah yang kurang tepat jika diterjemahkan jadi “partai” atau malah “pesta”, meskipun itu artinya jika Anda melihat kamus. Usia Target Selain tingkat pengetahuan pembaca, rentang usia target pembaca Anda juga penting, karena mungkin Anda harus memilih kata-kata yang berbeda. Misalnya, Anda tidak mungkin menggunakan bahasa yang sama ketika berbicara dengan anak-anak, seperti ketika berbicara dengan orang tua, remaja atau rentang usia lainnya. Poin terakhir, sekaligus kesimpulan dari semua poin di atas adalah satu kata yang paling penting dalam pemahaman berbahasa, yakni konteks. Pemahaman konteks akan membedakan antara penerjemah amatir dan profesional. Konteks itu pula, membedakan antara hasil terjemahan yang aneh dan yang nyaman dibaca.
Anda harus paham sepenuhnya tentang ranah sumber tejjemahan, mengenali target pembaca, mencari tahu setiap hal yang tersirat dan menyadari bahwa terjemahan juga merupakan bentuk lain dan sebuah tulisan. Akhimya, saya selalu percaya bahwa jika ada satu hal yang paling berpengaruh terhadap keahlian atau skil/ kita, hal tersebut adalah pengalaman atau jam terbang. Jam terbang tetap akan menjadi kunci utama untuk mengasah kemampuan, baik menulis, menerjemahkan maupun yang lainnya.(Artikel ini telah dipublikasikan di Koran Suara Merdeka)
Oleh: Prof. Dr. Anam Sutopo, S.Pd., M.Hum (Guru Besar dan Pemerhati masalah Pendidikan dari Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Editorial: Brondy/Humas