Lulusan Sarjana Berwirausaha? Berani Dong..

  • Post author:
  • Post category:Opini

Oleh Kusuma Estu Werdani, S.KM., M.Kes, selaku Lektor Prodi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan UMS

MENJADI sarjana merupakan salah satu standar pendidikan minimal, yang harus dimiliki setiap orang. Karena tuntutan kualifikasi lapangan pekerjaan terhadap standar pendidikan minimal, untuk rekrutmen tenaga kerja baru pada hampir sebagian besar instansi atau perusahaan. Bahkan ada beberapa instansi atau perusahaan, yang menambah panjang syarat administrasi dan kualifikasi bagi para pelamar.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, per Februari 2022 hampir 14 persen dari 208,54 juta orang pengangguran adalah lulusan jenjang diploma dan sarjana (S1). Masyarakat dan pemerintah diajak berpikir untuk memberikan solusi. Termasuk kolaborasi seluruh komponen pemerintah dan swasta.

Salah satu alternatif paling efektif untuk mengurangi angka pengangguran, yakni membangun pola pikir berwirausaha. Sebagai lulusan perguruan tinggi (PT), sarjana tidak harus melamar pekerjaan. Tetapi bisa membangun usaha sendiri. Pola pikir berwirausaha inilah yang belum terbangun dalam diri mahasiswa.

Maka dalam kurikulum di tingkat PT, mata kuliah kewirausahaan menjadi salah satu yang wajib ditempuh mahasiswa. Selain itu, Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memberi dukungan lewat Program Wirausaha Merdeka (WMK).

Kemendikbudristek menyatakan, peningkatan jumlah wirausaha di Indonesia dapat menekan angka pengangguran. Data menunjukkan, peringkat wirausaha di Indonesia ada di urutan ke-94 dari 137 negara pada 2019. Mencapai 3,5 persen dari jumlah rasio penduduk.

PT dianggap berperan penting dalam meningkatkan jumlah wirausaha muda. Karena WMK memberi banyak manfaat bagi mahasiswa. Pertama, mahasiswa punya pengalaman praktis dalam berwirausaha. Kedua, mahasiswa memiliki kompetensi dalam menganalisa usaha dan penciptaan peluang usaha.

Ketiga, kemampuan daya kerja mahasiswa meningkat. Keempat, mahasiswa bisa belajar di luar kampus untuk mengembangkan ilmu kewirausahaan. Kelima, mahasiswa akan mendapat pengakuan kegiatan tersebut, sebagai pengganti mata kuliah yang relevan.

Program Studi (Prodi) Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) juga menyelenggarakan mata kuliah (matkul) kewirausahaan. Beberapa kegiatan praktik yang dilakukan mahasiswa secara bertahap, yaitu survei pasar, magang bisnis, dan praktik bisnis.

Mahasiswa dilatih cara membangun minat, serta mengetahui seluk beluk seorang wirausaha. Mahasiswa dibekali teori dasar kewirausahaan di kelas, kemudian mempraktikkan di lapangan. Hasil evaluasi matkul tersebut, mahasiswa bidang kesehatan masyarakat belum 100 persen dapat mempraktikkan ilmunya.

Namun mahasiswa berupaya menyisipkan ilmu-ilmu kesehatan masyarakat dalam proses bisnisnya. Seperti melabeli produk dengan stiker edukasi kesehatan, memerhatikan proses produksi yang higienis dan aman, serta keterampilan berkomunikasi saat pemasaran.

Hasil pembelajaran selama satu semester memberi dampak yang bermanfaat bagi mahasiswa. Terdapat 93,5 persen mahasiswa memiliki tekad berwirausaha apabila belum bekerja. Kemudian 93,4 persen memahami tujuan dari pembelajaran kewirausahaan.

Selain itu, 96,2 persen mahasiswa sudah mendapat untung dalam berbisnis. Sehingga 66 persen mahasiswa yang mengikuti materi praktik bisnis, akan melanjutkannya setelah pembelajaran usai.

Pembelajaran kewirausahaan bertujuan membuka pola pikir mahasiswa, bahwa menjadi karyawan bukan satu-satunya jalan yang harus ditempuh setelah lulus menjadi sarjana. Tetapi berwirausaha bisa menjadi alternatif, dan berpotensi mendapatkan penghasilan.

Berikut karakter kewirausahaan yang harud ditanamkan terhadap mahasiswa. Pertamaprospective oriented. Merupakan karakter wirausahawan yang memiliki visi dan misi untuk masa depan. Keduarisk taker. Merupakan keberanian wirausahawan dalam mengambil risiko yang kemungkinan akan muncul.

Ketigaleadership. Merupakan karakteristik wirausahawan yang mampu memimpin dan mengendalikan segala hal di dalam usahanya. Baik sumber daya manusia (SDM), modal, mesin, stakeholder, dan lainnya. Keempatoriginality. Adalah karakteristik khusus atau khas yang dimiliki bidang usaha.

Karakteristik kewirausahaan yang sudah dipupuk di bangku kuliah, diharapkan menjadi modal para sarjana untuk menghadapi tantangan ke depan. Secara kognitif, sudah memiliki pemahaman tentang strategi memulai sebuah usaha. Secara mental, sudah terlatih mempraktikkan beberapa karakteristik kewirausahaan.

Tantangan berikutnya, adalah menyamakan pola pikir dengan orang tua, terkait pentingnya kewirausahaan. Karena orang tua masih memiliki mindset, bahwa sarjana harusnya menjadi karyawan.

Literasi kewirausahaan juga perlu diperluas. Meskipun karyawan, berwirausaha adalah sebuah kebutuhan bagi setiap orang di masa sekarang. Membuka usaha sampingan sembari bekerja, merupakan sebuah alternatif. Usaha kecil-kecilan tidak masalah, yang penting ada penghasilan tambahan.

Ada beberapa tips yang dapat dilakukan untuk memulai sebuah bisnis sambil bekerja. Pertama, mulai dari hobi yang Anda sukai. Memulai usaha dari hal-hal yang disukai akan sangat menyenangkan untuk dilakukan. Meskipun perlu usaha lebih, karena ada kegiatan tambahan di samping pekerjaan utama sebagai karyawan. Rasa senang dan gemar ini menjadi sebuah booster positif, sehingga akan lebih bersemangat dalam menjalani usaha.

Kedua, modal yang kecil merupakan langkah awal merintis usaha. Modal awal membuka usaha di bawah Rp 5 juta masih sangat terjangkau bagi seorang karyawan. Ketiga, waktu usaha yang fleksibel dalam memulai usaha. Kewajiban seorang karyawan yang harus datang setiap hari ke kantor, membuat kecil kemungkinan memilih usaha yang waktunya ketat. Usaha yang dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja, menjadi prioritas.

Keempat, tidak harus stok banyak barang menjadi tips yang efisien. Karena stok barang terlalu banyak bisa memperbesar peluang kerugian, apabila tidak terjual. Menyeimbangkan diri dan waktu seorang karyawan antara bekerja dan berwirausaha, juga penting untuk mengatur stok barang yang ada.

Bagaimana sekarang, apakah Anda siap berwirausaha? Memiliki usaha adalah sebuah kebutuhan bagi Anda yang memiliki banyak sekali impian dalam hidup. Apalagi yang belum mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan pasti. Memulai usaha kecil-kecilan sebagai tambahan penghasilan di luar gaji bulanan, adalah salah satu peluang yang perlu diupayakan.

Bahkan memulai bisnis dalam kondisi keuangan baik-baik saja, atau saat karir pekerjaan sedang naik-naiknya, justru momentum yang tepat. Kita akan jauh lebih siap untuk bermodal dan memilih peluang usaha yang lebih potensial. Salam Berwirausaha! (*)