You are currently viewing Bergerak Bareng Bagas, Gerakan Inisiasi Mahasiswa UMS, Ajak Pemuda Berani Berkreasi

Bergerak Bareng Bagas, Gerakan Inisiasi Mahasiswa UMS, Ajak Pemuda Berani Berkreasi

TRIBUNSOLO.COM – Bagas Sudrajat, seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), menginisiasi sebuah Gerakan Bareng Bagas.

Gerakan ini mengajak para pemuda-pemudi untuk berani berkreasi.

Ini juga memfokuskan kepada isu sosial dan kemanusiaan.

”Sebelumnya perkenalakan nama saya adalah Bagas Sudrajat saya seorang mahasiswa ekonomi biasa di Universitas Muhammadiyah Surakarta,dan saya hanyalah seorang pemuda biasa yang lahir di Sragen,Jawa tengah,” terang Bagas, Rabu (10/5/2023).

“Dengan keadan saya yang memang ingin bergerak di masyarakat dan background keluarga saya yang sederhana megajarkan saya bawasannya sangat penting menebarkan kebermanfaatan kepada orang lain dan saya ingin berkontribusi ke daerah saya sendiri di Sragen dan terlebih lagi Jawa Tengah,” tambahnya.

Melalui Gerakan Bareng BagasBagas ingin lebih mendekatkan diri terhadap isu sosial dan kemanusiaan.

”Sebelum adanya Gerakan “Bergerak Bareng Bagas” ini saya sudah pernah membuat sebuah komunitas yang bernama “Ruang Peduli” bersama teman-teman saya,” ujar dia.

“Namun pada akhirnya saya ingin bergerak sendiri di karenakan saya merasa ingin lebih mendekatkan lagi terhadap isu sosial dan juga kemanusiaan dengan lebih cepat dan atas inisiasi sendiri,” tambahnya.

Salah satu isu yang menjadi perhatian dalam Bergerak Bareng Bagas adalah stunting.

Menurut Bagas, hampir di setiap wilayah Jawa Tengah masih banyak tentang isu stunting yang terus meningkat.

Dari data yang dirinya himpung, bulan Februari tahun 2023, isu stunting di Jawa Tengah meningkat mencapai 29,1 persen.

Persoalan stunting tersebut tentu bisa menjadi perhatian.

”Banyak keluarga saat ini yang masih kurangnya edukasi terhadap stunting, padahal banyak hal yang perlu di perhatikan untuk mencegah stunting. seperti yang pertama yaitu menghindari pernikahan di usia anak, menikah di usia minimal 21 tahun untuk wanita dan 25 tahun untuk pria, yang ke dua adalah perhatian pola asuh pada 1000 hari pertama kehidupan,” kata dia.

“Beri asupan gizi  yang seimbang sejak anak dalam kandungan hingga usia 2 tahun dan pantau tumbuh kembangnya, dan yang ke tiga adalah Bimbinglah anak sesuai dengan bakat yang mereka miliki. Bagas berharap isu stunting yang terus meningkat ini dapat di akomodir oleh pemerintah setempat agar lebih di perhatikan lagi dan juga pemuda gen-z milenial sekarang berani melakukan ide gagasan kreatifitas untuk kebermanfaatan lingkungan masyarakat sendiri,” tambahnya.

Gerakan ”Bergerak Bareng Bagas” ini diadakan minimal setiap satu bulan sekali.

Bagas pun berharap ada keterlibatan pemerintah, baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota dalam memberikan perhatian terhadap isu stunting.

”Tidak semua orang punya semangat atau punya kapasitas yang lebih untuk membuat gerakan yang seperti ini,” tutur dia.

“Maka dari itu saya juga berharap kepada para milenial saat ini untuk  ikut terpantik dalam gerakan seperti ini agar dapat mencegah isu stunting,” tambahnya..

Menurutnya, menjadi manusia merupakan pemberian.

Namun, menjaga kemanusiaan kita adalah sebuah pilihan

(*/ADV)

Sumber : https://solo.tribunnews.com/2023/05/11/bergerak-bareng-bagas-gerakan-insiasi-mahasiswa-ums-ajak-pemuda-berani-berkreasi?page=all