ums.ac.id, PABELAN – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) melalui Biro Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) mengadakan kajian tarjih rutin setiap hari Selasa pagi dan dalam kesempatan ini mengangkat tema “Kemabruran Haji” yang dilaksanakan melalui Zoom Meeting, Selasa (11/10/2022).
Dr. H. Syamsul Hidayat, M.Ag selaku Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah juga pembicara pada kajian ini menyampaikan kriteria kemabruran haji dan kiat meraih haji mabrur.
“Pembahasan ini penting bagi kita, selaku umat Islam yang sudah maupun akan melaksanakan ibadah haji untuk memahami kriteria kemabruran haji, agar kita mendapati haji yang mabrur,” paparnya.
Dalam kesempatan itu, dia menjelaskan bahwa haji merupakan salah satu pilar dari bangunan keberagamaan seorang muslim. Hal ini sesuai dengan HR al Bukhari dan Muslim, “Dari Ibnu Umar berkata: Rasulullah Saw berabda: Islam dibangun di atas lima (landasan), persaksian tidak ada ilah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad utusan Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, haji dan puasa Ramadhan.
“Pengertian haji mabrur, secara harfiah, haji mabrur adalah haji yang baik atau ibadahnya telah dilakanakan dengan baik dan diterima Allah SWT. Haji mabrur adalah haji yang dilakanakan sesuai dengan petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya dengan menjalankan rukun, wajib, dan sunnah haji serta menjauhi larangan-larangan atau yang mengurangi kesempurnaan ibadah haji,” jelasnya.
Menurutnya keutamanaan haji mabrur, pertama adalah balasannya surga dan termasuk kedalam amalan yang paling afdhal. Ke tiga nilainya setara dengan jihad fi sabilillah. Ke empat diampuni doa dosanya yang telah lalu. Kembali berih eperti bayi yang baru lahir.
“Ciri-ciri haji mabrur, dermawan dan memiliki kepeduliaan sosial (ith’amut tha’am), selalu menebar kedamaian (Ifya’u salam), santun dalam bertutur kata(thibul kalam),” tambah Syamsul.
Ia juga memeberikan kiat kiat dalam meraih haji mabrur, pertama melaksanakan haji dengan niat yang baik, termasuk ketika akan melakanakan ibadah haji, ke dua mempelajari tata cara manasik haji yang benar, melaksanakan rukun, wajib, dan sunnah haji dengan penuh rasa khidmat dan semata-mata hanya mengharap ridha Allah SWT, ke empat memperbanyak membaca talbiyah dan mengingat Allah, dan ke lima menjauhi segala hal yang mengotori ibadah haji, seperti: rafat, fusuq, dan jidal. Ke enam biaya haji berumber dari harta yang halal.
“Kajian ini diharapkan mampu menjaga kemabruran haji yang bagi yang sudah melakukan ibadah haji, ataupun bagi yang belum, semoga menambah wawasan terutama bagi para jamaah warga Muhammadiyah khusunya dan masyarakat umum pada umumnya,” pungkasnya. (Fika/Humas)