ums.ac.id, UMS – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menerima kunjungan 28 peserta workshop Batch III Pengembangan Humas dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Perguruan Tinggi ‘Aisyiyah (PTMA) yang dilaksanakan di Ruang Sidang BPH Gedung Siti Walidah pada Sabtu, (29/10).
Wakil Rektor (WR) I UMS, Prof., Dr., Harun Joko Prayitno, M.Hum., menyampaikan agar kegiatan ini mampu mendorong humas untuk menjadi garda promosi terdepan di perguruan tinggi.
“Agar setiap humas eksis maka yang mapan mendampingi dan mendorong PTMA baru, seperti UM di Manokwari, Merauke dan Maumere,” paparnya.
Prof. Supriyono, S.T., M., Ph.D., selaku Wakil Rektor V, Bidang Kerjasama dan Urusan Internasional mengapreasi kehadiran peserta workshop ke UMS. Selain itu juga memaparkan tantangan dalam bidang kehumasan.
“Persepsi masyarakat terhadap Perguruan Tinggi itu akan sangat berdampak terhadap keberadaan perguruan tinggi di mata masyarakat. Suatu saat saya yakin persepsi masyarakat akan berubah, sehingga peran humas ada di sini. Tantangannya bagi kita untuk dapat bekerja out of the box,” tambahnya.
Menurutnya, ini merupakan tatangan humas untuk dapat mempersepsikan Perguruan Tinggi itu dengan baik dan berkelas, kalau dalam Muhammadiyah kita kenal dengan istilah ‘Ta’awun’ atau saling tolong menolong dan gotong royong dalam mengembangkan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang sedang berkembang.
Budi Santoso selaku Kepala Bidang Humas dan Humed UMS berbagi terkait apa yang dialami dalam bidang kehumasan ini, terlebih di era yang fleksibel, yang menyangkut efisiesi.
“Menciptakan iklim yang kondusif dalam penyebarluasan informasi dan promosi perguruan tinggi, dan meminimalisir sesuatu yang akan mengganggu atau mengancam. Kehumasan harus mampu mengantisipasi hal-hal yang demikian,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Muhammad Najih Farihanto, S.I.Kom., MA., pendamping pelatihan humas PTMA Batch III menyampaikan kegiatan ini dimaksudkan untuk melatih ketrampilan rekan-rakan humas yang ada di PTM/A untuk mengembangkan Perguruan Tinggi (PT) dalam perspektif komunikasi. Kita ketahui bersama bahwasanya komunikasi menjadi amat perlu, humas menjadi ujung tombak sebuah komunikasi organisasi dalam PT.
“UMS menjadi PTM terakreditasi unggul yang memiliki reputasi yang sangat baik. Sehingga kami memilih UMS menjadi salah satu rujukan bagi rekan-rekan PTMA sebagai panutan. Supaya mereka dapat mendapatkan ilmu dari UMS,” ungkapnya.
Ia berharap kegiatan ini mendapatkan banyak masukan sehingga itu dapat dibawa ke kampus dan diimplementasikan di perguruan tinggi masing-masing.
Selain mendengarkan paparan,peserta workshop juga berkunjung ke Gedung Edutorium KH Ahmad Dahlan, salah satu venue Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. (Fika/Humas)
