ums.ac.id, SURAKARTA – Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Muhammadiyah Suakarta (UMS) bekerja sama dengan dua mitra yang bergerak di bidang budidaya Lele dan satu mitra budidaya Jamur, di Tegalrejo, Kec. Sawit, Boyolali.
Tim PkM itu, terdiri dari : (1) Prof. Dr. Muhtadi , M.Si.; (2) Prof. Ir. Sarjito , M.T., Ph.D.; (3) Prof. Dr. Ambarwati, M.Si, S.Pd.; (4) Dr. Suranto, M.M., S.T.; (5) Dr. Haryoto , M.Sc.; (6) Agus Triyono, S.Sos., MSi.; (7) dan Aan Sifyan, S.Pt., M.Pd.
Sarjito mengatakan, Program Pembinaan Industri Rumah Tangga dan Usaha Mikro (IRT-UM) Tahun 2024 dirancang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat, dengan fokus khusus pada IRT-UM.
“Program ini berupaya memperkuat tata kelola dan kelembagaan, peningkatan mutu dan kapasitas produksi, serta mengembangkan bisnis dan pemasaran bagi IRT-UM,” ungkap Sarjito, Senin, (21/10).
Pada kegiatan penandatanganan yang dilakukan pada Jum’at, (19/10) itu, dimaksudkan untuk menumbuh kembangkan industri skala rumah tangga menjadi usaha mikro yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
Urutan kegiatan yang akan dilakukan adalah dengan melakukan sosialisasi, transfer knowledge, transfer teknologi serta edukasi dan kesadaran kelompok UMKM. Di sisi lain para pelaku IRT dapat memanfaatkan serta menggunakan teknologi tepat guna yang akan diberikan oleh para pengusul, berbasis pada hasil riset dan inovasi yang telah dikembangkan.
Sarjito menerangkan, jika berkunjung ke kampung tersebut, akan disuguhi pemandangan rumah warga yang hampir semua dipenuhi kolam lele. Sejarah Kampung Lele Desa Tegalrejo dipelopori oleh tiga petani, yaitu : Sriyono, Sugiardi, dan Darsino.
“Pada tahun 1990, mereka memulai usaha dimulai dari pekarangan rumah yang dijadikan sebagai usaha pembesaran budidaya lele. Usaha ini dijadikan sebagai usaha sampingan selain bercocok tanam padi dan palawija,” terang Sarjito.
Selain Kampung Lele, Mitra Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) yang dilibatkan yaitu Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) Alang-Alang Tumbuh Subur yang merupakan usaha yang bergerak di bidang produksi olahan makanan yang berbahan ikan lele baik olahan basah (frozen) maupun olahan kering, dan dikenal sebagai makanan ringan khas Boyolali.
“Alasan pemilihan mitra ini, karena lokasi, lingkungan kondusif, jumlah anggota yang banyak, sangat membutuhkan sentuhan teknologi, sangat terbuka dengan kemajuan bisnis, dan kesiapan berkolaborasi dalam pengembangan bisnis,” jelas Guru Besar Program Studi Teknik Mesin UMS itu.
Hasil kegiatan Pendampingan IRT-UM ini, diharapkan para pelaku akan mendapatkan berbagai pengalaman antara lain penambahan pengetahuan secara teori (transfer knowledge), praktik menggunakan serta pemanfaatan alat/teknologi proses produksi untuk membuat produk yang siap dipasarkan (transfer teknologi), serta dapat melaksanakan pemasaran secara offline dan online untuk meningkatkan area dan kualitas pemasaran hasil produk dari kelompok UMKM memahami sesuai perkembangan jaman.
“Kegiatan Pendampingan IRT-UM ini juga akan mempunyai pengaruh bagi pelaku IRT & UM dan kelompok UMKM untuk melanjutkan usaha yang ditekuni dan meningkatkan pemasaran melalui online (e-Commerce),” lanjutnya.
Beberapa Indikator Keberhasilan Program dari pelaksanaan pendampingan IRT-UM ini, yaitu: (1) Adanya peningkatan penjualan IRT-UM; (2) peningkatan pendapatan IRT-UM setelah mengikuti program; (3) Perluasan sebaran wilayah pemasaran (untuk penjualan) baik offline maupun online; (4) Perluasan segmentasi dan mitra pemasaran produk IRT-UM; (5) Peningkatan jumlah sertifikasi produk sesuai dengan standar yang ditetapkan; (6) Peningkatan skala kepuasan konsumen terhadap setiap produk IRT-UM bersertifikat; (7) Peningkatan jumlah IRT-UM yang mendapatkan sertifikasi sesuai standar yang ditetapkan; (8) Peningkatan jumlah IRT-UM yang memanfaatkan Teknologi Tepat Guna. (Yusuf/Humas)