You are currently viewing Puisi yang dibaca para Guru Besar UMS saat Upacara Harijadi ke-65

Puisi yang dibaca para Guru Besar UMS saat Upacara Harijadi ke-65

  • Post author:
  • Post category:Berita

Rempang Melawan

Prof. Sofyan Anif

Karya Adhie Massardi

Barang siapa menjauhkan nelayan dari kerumunan ikan

jangan terkejut jika dapat perlawanan dari para nelayan
Barang siapa menafikan warisan budaya yang sudah jadi adat
tak akan selamat meskipun didukung ribuan aparat

O, tanah Melayu di Rempang-Galang
Tak ‘kan hilang meski badai menerjang

Aku lihat virus ketakutan itu nebar ke segala arah
Dikawal pasukan bersenjata yang bisa nimbulkan luka
Membuat banyak orang gentar dan lalu pasrah
Morowali, Sangihe, Air Bangis, Labuan Bajo, Wadas duka

Rempang-Galang adalah puncak dari segala rasa takut
Dari puncak rasa takut itu lahirlah keberanian
Keberanian yang dikemas diganti melahirkan perjuangan
Perjuangan bertameng iman itu sabar

Di ujung kesabaran itulah tawakkal
Berserah diri hanya kepada Yang Maha Kekal

Dan rasa takut?

Rasa takut itu perompak harga diri
Hang Tuah telah nenggelamkan mereka ke dasar laut
Tak kan Melayu hilang di bumi

PUISI KARYA ALI IMRON AL-MA’RUF

Tuah Rempang

Prof. Ali Imron Al-Ma’ruf &  Prof. Eem Sutrisna

Karya Ali Imron Al-Ma’ruf

Masyarakat Rempang Galang

termasyhur sejak dulu kala

penuh tuah dan bijaksana dalam sejarah ibu pertiwi

jauh sebelum Indonesia berdiri.

Mereka pewaris semangat Hang Tuah, Hang Jebat, dan Hang Nadim

hulubalang Raja yang setia dan berhati baja

berjuang demi kejayaan negara dalam sastra Melayu yang mendayu

yang tak lekang dan tak lapuk oleh waktu.

Wahai petinggi negeri yang jumawa

mengapa …….

hanya demi membela investor mancanegara….

mereka akan digusur dan diusir dari rumahnya sendiri di kampung tua

warisan para leluhur nenek moyang mereka.

Wahai pejabat tinggi yang haus harta

mengapa kalian lupa pesan Bung Karno Sang proklamator: 

“Jasmerah: Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah”

kau menggusur paksa pemukiman warga

melupakan fakta sejarah para leluhur mereka yang gagah

melawan Kompeni penjajah.

Saatnya kini warga Rempang melawan

kezhaliman petinggi negeri yang pongah

yang datang membawa janji-janji manis

tapi janji tinggal janji ….. kalian ingkari

kalian akan membangun Rempang Eco City

mengintimidasi warga yang menolak relokasi.

TANAH TUAH MELAYU REMPANG

Prof. Mutalazimah, Prof. Supriyanto, Prof. Anam Sutopo

Karya Ali Imron Al-Ma’ruf

Benar ….. anak bangsa di Rempang Galang

pasti ingin menatap masa depan gemilang

tidak ingin tersingkir dalam ketertinggalan

tenggelam dalam kebodohan

terseret dalam arus zaman.

Masyarakat Rempang harus bermartabat

penuh semangat dan tekad bulat

agar hidup makmur penuh rahmat

tidak diusir tidak digusur oleh aparat

dari tanah leluhur perkampungan adat.

Persekutuan Melayu selalu melaju

bersepakat dalam tabiat, adat, syariat, dan ilmu

berpadu dalam meraih ridha-Mu

mewarisi gurindam dua belas Raja Ali Haji

yang masyhur di persada bumi pertiwi

dari dulu kala hingga kini.

Masyarakat tanah tuah Melayu

masyhur dalam khazanah budaya

dalam ungkapan yang sarat makna

adat basandi syarak

syarak basandi kitabullah. 

Tapi ……..

para petinggi negeri yang menghamba nafsu dunia

berkedok investasi mancanegara

ega menganiaya saudara sebangsa yang miskin dan papa

sungguh itu perbuatan dzalim yang hina dina.

Tanah Tuah Melalyu Rempang

tak akan tergusur tak akan hilang

warga Rempang akan menghadang

setiap bentuk kezhaliman

pantang untuk berpangku tangan

sekali layar terkembang

pantang biduk surut ke belakang.

Para Shuhada Muda

Prof. M. Da’i & Prof. Endang Fauziati

Karya Ali Imron Al-Ma’ruf

Tanah Palestina ….. negeri para Nabi yang mulia

Tak berhenti bersimbah darah dari para syuhada muda

bahkan terlalu muda untuk mengenal kehidupan dunia

yang fana penuh tipu daya.
Para pejuang muda tak pernah mengenal jera

terus melawan kaum zionis Israel yang merajalela

dengan senjata apa adanya

sambil tak berhenti melangitkan doa

kepada Allah yang Mahakuasa

dengan penuh harap memohon

perdamaian dan ketenangan

untuk negeri Palestina merdeka.
Air mata tak lagi punya makna

jeritan dan seruan tak lagi punya daya

keluh kesah dan rintih sedih tak lagi ada gunanya

yang datang adalah semangat juang yang kian membara

sambil bertanya kepada-Nya:

inikah jalan sejarah dari-Nya

untuk meraih kemerdekaan di semesta raya?
Dengan berkurban berjuta jiwa

para shuhada muda yang mempunyai semangat juang membaja rela menyabung nyawa

demi tanah merdeka Palestina.

Prahara di Palestina

Prof. Harun & Prof. Markhamah

Karya Ali Imron Al-Ma’ruf

Astaghfirullah …..

warga Palestina merdeka
mereka terpenjara di tanahnya sendiri

diblokade dari dunia luar yang hingar bingar

dari pasokan bahan pangan dan obat-obatan

penyiksaan dan penindasan tak berkesudahan.

Jahanam zionis Israel

kebrutalan kalian kepada warga Palestina

di luar batas kemanusiaan

sangat keji dan kejam

lebih kejam daripada binatang

Jahanam zionis Israel

kalian bunuh orang-orang terkasih mereka

ayah ….. ibu …… dan saudara mereka
kalian perkosa kaum perempuan mereka
bagaimana mungkin mereka tidak benci kalian.

Jahanam zionis Israel
kalian larang mereka untuk masuk ke masjid Al-Aqsha

kalian cegah shalat di dalamnya

bagaimana mungkin mereka tak dendam kalian.

Jahanam zionis Israel

kalian rampas hak mereka untuk merdeka
kalian luluh lantakkan apartemen mereka

dengan pesawat jet tempur dan kendaraan lapis baja

bagaimana mungkin mereka tidak melawan kalian.

Tanah Palestina

kini banjir darah dan air mata

ribuan jiwa warga sipil tak berdosa

perempuan, anak-anak, orang dewasa hingga orang tua

bergelimpangan tak bernyawa di mana-mana

jerit tangis sedu sedan merambah di berbagai wilayah Gaza.

Saudaraku bangsa Palestina

simpan tangis kalian

tetap kobarkan perlawanan

dengan semangat jihad demi keadilan

Allaahu Akbar … Allaahu Akbar!