Rempang Melawan
Prof. Sofyan Anif
Karya Adhie Massardi
Barang siapa menjauhkan nelayan dari kerumunan ikan
jangan terkejut jika dapat perlawanan dari para nelayan
Barang siapa menafikan warisan budaya yang sudah jadi adat
tak akan selamat meskipun didukung ribuan aparat
O, tanah Melayu di Rempang-Galang
Tak ‘kan hilang meski badai menerjang
Aku lihat virus ketakutan itu nebar ke segala arah
Dikawal pasukan bersenjata yang bisa nimbulkan luka
Membuat banyak orang gentar dan lalu pasrah
Morowali, Sangihe, Air Bangis, Labuan Bajo, Wadas duka
Rempang-Galang adalah puncak dari segala rasa takut
Dari puncak rasa takut itu lahirlah keberanian
Keberanian yang dikemas diganti melahirkan perjuangan
Perjuangan bertameng iman itu sabar
Di ujung kesabaran itulah tawakkal
Berserah diri hanya kepada Yang Maha Kekal
Dan rasa takut?
Rasa takut itu perompak harga diri
Hang Tuah telah nenggelamkan mereka ke dasar laut
Tak kan Melayu hilang di bumi
PUISI KARYA ALI IMRON AL-MA’RUF
Tuah Rempang
Prof. Ali Imron Al-Ma’ruf & Prof. Eem Sutrisna
Karya Ali Imron Al-Ma’ruf
Masyarakat Rempang Galang
termasyhur sejak dulu kala
penuh tuah dan bijaksana dalam sejarah ibu pertiwi
jauh sebelum Indonesia berdiri.
Mereka pewaris semangat Hang Tuah, Hang Jebat, dan Hang Nadim
hulubalang Raja yang setia dan berhati baja
berjuang demi kejayaan negara dalam sastra Melayu yang mendayu
yang tak lekang dan tak lapuk oleh waktu.
Wahai petinggi negeri yang jumawa
mengapa …….
hanya demi membela investor mancanegara….
mereka akan digusur dan diusir dari rumahnya sendiri di kampung tua
warisan para leluhur nenek moyang mereka.
Wahai pejabat tinggi yang haus harta
mengapa kalian lupa pesan Bung Karno Sang proklamator:
“Jasmerah: Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah”
kau menggusur paksa pemukiman warga
melupakan fakta sejarah para leluhur mereka yang gagah
melawan Kompeni penjajah.
Saatnya kini warga Rempang melawan
kezhaliman petinggi negeri yang pongah
yang datang membawa janji-janji manis
tapi janji tinggal janji ….. kalian ingkari
kalian akan membangun Rempang Eco City
mengintimidasi warga yang menolak relokasi.
TANAH TUAH MELAYU REMPANG
Prof. Mutalazimah, Prof. Supriyanto, Prof. Anam Sutopo
Karya Ali Imron Al-Ma’ruf
Benar ….. anak bangsa di Rempang Galang
pasti ingin menatap masa depan gemilang
tidak ingin tersingkir dalam ketertinggalan
tenggelam dalam kebodohan
terseret dalam arus zaman.
Masyarakat Rempang harus bermartabat
penuh semangat dan tekad bulat
agar hidup makmur penuh rahmat
tidak diusir tidak digusur oleh aparat
dari tanah leluhur perkampungan adat.
Persekutuan Melayu selalu melaju
bersepakat dalam tabiat, adat, syariat, dan ilmu
berpadu dalam meraih ridha-Mu
mewarisi gurindam dua belas Raja Ali Haji
yang masyhur di persada bumi pertiwi
dari dulu kala hingga kini.
Masyarakat tanah tuah Melayu
masyhur dalam khazanah budaya
dalam ungkapan yang sarat makna
adat basandi syarak
syarak basandi kitabullah.
Tapi ……..
para petinggi negeri yang menghamba nafsu dunia
berkedok investasi mancanegara
ega menganiaya saudara sebangsa yang miskin dan papa
sungguh itu perbuatan dzalim yang hina dina.
Tanah Tuah Melalyu Rempang
tak akan tergusur tak akan hilang
warga Rempang akan menghadang
setiap bentuk kezhaliman
pantang untuk berpangku tangan
sekali layar terkembang
pantang biduk surut ke belakang.
Para Shuhada Muda
Prof. M. Da’i & Prof. Endang Fauziati
Karya Ali Imron Al-Ma’ruf
Tanah Palestina ….. negeri para Nabi yang mulia
Tak berhenti bersimbah darah dari para syuhada muda
bahkan terlalu muda untuk mengenal kehidupan dunia
yang fana penuh tipu daya.
Para pejuang muda tak pernah mengenal jera
terus melawan kaum zionis Israel yang merajalela
dengan senjata apa adanya
sambil tak berhenti melangitkan doa
kepada Allah yang Mahakuasa
dengan penuh harap memohon
perdamaian dan ketenangan
untuk negeri Palestina merdeka.
Air mata tak lagi punya makna
jeritan dan seruan tak lagi punya daya
keluh kesah dan rintih sedih tak lagi ada gunanya
yang datang adalah semangat juang yang kian membara
sambil bertanya kepada-Nya:
inikah jalan sejarah dari-Nya
untuk meraih kemerdekaan di semesta raya?
Dengan berkurban berjuta jiwa
para shuhada muda yang mempunyai semangat juang membaja rela menyabung nyawa
demi tanah merdeka Palestina.
Prahara di Palestina
Prof. Harun & Prof. Markhamah
Karya Ali Imron Al-Ma’ruf
Astaghfirullah …..
warga Palestina merdeka
mereka terpenjara di tanahnya sendiri
diblokade dari dunia luar yang hingar bingar
dari pasokan bahan pangan dan obat-obatan
penyiksaan dan penindasan tak berkesudahan.
Jahanam zionis Israel
kebrutalan kalian kepada warga Palestina
di luar batas kemanusiaan
sangat keji dan kejam
lebih kejam daripada binatang
Jahanam zionis Israel
kalian bunuh orang-orang terkasih mereka
ayah ….. ibu …… dan saudara mereka
kalian perkosa kaum perempuan mereka
bagaimana mungkin mereka tidak benci kalian.
Jahanam zionis Israel
kalian larang mereka untuk masuk ke masjid Al-Aqsha
kalian cegah shalat di dalamnya
bagaimana mungkin mereka tak dendam kalian.
Jahanam zionis Israel
kalian rampas hak mereka untuk merdeka
kalian luluh lantakkan apartemen mereka
dengan pesawat jet tempur dan kendaraan lapis baja
bagaimana mungkin mereka tidak melawan kalian.
Tanah Palestina
kini banjir darah dan air mata
ribuan jiwa warga sipil tak berdosa
perempuan, anak-anak, orang dewasa hingga orang tua
bergelimpangan tak bernyawa di mana-mana
jerit tangis sedu sedan merambah di berbagai wilayah Gaza.
Saudaraku bangsa Palestina
simpan tangis kalian
tetap kobarkan perlawanan
dengan semangat jihad demi keadilan
Allaahu Akbar … Allaahu Akbar!