You are currently viewing Diskusi Pra Debat Capres-Cawapres Kedua, Capres Harus Mampu Membuat Kebijakan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif Berkemajuan

Diskusi Pra Debat Capres-Cawapres Kedua, Capres Harus Mampu Membuat Kebijakan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif Berkemajuan

  • Post author:
  • Post category:Berita

ums.ac.id, SOLO – Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggandeng Surakarta Daily dengan menggelar Diskusi Pra Debat Calon presiden (Capres)- Calon wakil presiden (Cawapres) Kedua dengan topik ‘Indonesianomika’ pada Senin, (18/12) yang bertempat di Ruang Seminar Pascasarjana, Kampus II, UMS.

Direktur Pascasarjana UMS, Dr., Farid Wajdi SE., MM., menyampaikan kegiatan ini justru inisiasi dari Mas Arip dari Surakarta Daily. Beliau menawarkan kegiatan terkait pencermatan juga peningkatan pemahaman terkait debat pilpres, yang pada akhirnya nanti outputnya berupa podcast.

“Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut, terutama untuk membangun sikap kritis dan peran kampus untuk proses didik kepada masyarakat. Setiap isu apapun bisa dipertajam, sehingga mendapatkan informasi dengan peninjauan lebih komprehensif secara akademis, lebih komplit, clear, dan terhindar dari informasi hoaks,” jelasnya.

Pada awal diskusi, Keynote Speaker, Dr., Farid Wajdi, mengungkapkan bahwa pada dasarnya terdapat penerapan teori pengambilan keputusan. Selain itu terdapat beberapa isu umum perekonomian Indonesia yang perlu menjadi perhatian Capres.

“Pertama terkait pertumbuhan ekonomi yang tidak merata. Kedua, ketidakpastian ekonomi global. Hal itu dikarenakan krisis keuangan global, fluktuasi harga komoditas, dan perubahan kebijakan perdagangan internasional ini akan mudah perekonomian Indonesia,” paparnya.

Kemudian, lanjutnya, ketidaksetaraan sosial dan ekonomi untuk mewujudkan keadilan ekonomi, menjadi penting untuk dibahas. Meskipun ada ketidaksetaraan distribusi pendapatan, akses ke layanan dasar dan bagaimana peluang ekonomi di antara penduduk Indonesia.

“Dalam hal infrastruktur, jaringan transportasi ini masih terbatas dan menjadi hambatan dalam pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya, persoalan ketenagakerjaan dan pengangguran masih menjadi perhatian serius,” ungkap Direktur Pascasarjana UMS itu.

Belum lagi, kondisi ketahanan lingkungan dan perubahan iklim yang tidak bisa dihindari. Dampak dari perubahan iklim ini memiliki konsekuensi yang serius terhadap ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

“Permasalahan ekonomi yang dihadapi Indonesia, adalah lemahnya pemberantasan korupsi. Hal ini berkaitan dengan kesadaran masyarakat tentang korupsi itu dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, menghancurkan kepercayaan investor, dan akan merugikan rakyat,” tegasnya.

Terakhir, masalah yang cukup serius saat ini adalah tingginya tingkat hutang yang menjadi beban perekonomian. Sehingga pemerintah harus dapat membatasi dalam melakukan investasi dan kebijakan fiskal.

“Maka perlu menjadi perhatian dalam debat Capres lebih mendalam, bukan hanya visi misi tapi lebih ke actionnya. Membangun fundamental ekonomi, terutama kebutuhan masyarakat secara merata, baik di desa maupun di kota,” ujar Farid Wajdi.

Menurutnya, untuk mengatasi masalah-masalah ini pemerintah (red:Capres) dituntut mampu membuat kebijakan dan reformasi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif berkemajuan.

Dalam kesempatan tersebut, Praktisi Ekonomi Maritim, Rusdianto Samawa menyampaikan jalur maritim Indonesia yang menjadi potensi besar Indonesia dalam perekonomian dunia.

“Berani tidak Capres menentukan masa depan, dalam hal poros kekuasaan maritim Indonesia agar dapat menggoyang dan mengontrol dunia. Caranya bagaimana, capres debat ekonomi besuk, harus mampu menunjukkan hal itu, sebagai ketegasan dan nasionalisme kebangsaannya. Dan menjaga wilayah NKRI,” ujarnya.

Narasumber terakhir, Imron Rosyadi, SE., M.Si., lebih menitikberatkan pada bahasan pertumbuhan ekonomi impor yang dilakukan Indonesia masih sangat tinggi. (Fika/Humas)