Angkat Desa Budaya, BEM FKIP UMS Lakukan Koordinasi Awal dengan Pihak Desa Wirun, Sukoharjo

ums.ac.id, PABELAN – Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) melakukan koordinasi dengan Desa Wirun, Sukoharjo setelah dinyatakan lolos pendanaan Kemendikbud Ristek 2024.

Ketua Tim, Adelia Dzun mengungkapkan bahwa kunjungan Tim PPK Ormawa BEM FKIP UMS bersama dosen pendamping Hardika Dwi Hermawan, S.Pd., M.Sc.ITE., ditujukan untuk berkoordinasi lebih lanjut terkait program yang akan dilaksanakan dalam beberapa bulan ke depan. Tim ini mengangkat tema Desa Budaya: Optimalisasi Indigenous Art & Culture Knowledge Desa Wirun Menuju Desa Budaya Berkelanjutan Melalui Penguatan Kapasitas Marketing Budaya.

“Kita baru koordinasi lagi bersama pihak desa setelah dinyatakan lolos pendanaan, sekaligus mengucapkan terima kasih karena sudah dibantu dalam pencarian data untuk proposal pengabdian ini,” ungkap Ketua Tim itu, Kamis, (27/6).

BACA JUGA Berikan Edukasi Penggunaan Obat dan Merawat Kesehatan Psikologis, Tim Farmasi UMS Gelar Pengabdian Masyarakat di Seoul Korea Selatan

Sebelumnya, tim PPK Ormawa sudah melakukan kunjungan ke desa maupun pengrajin yang ada di Desa Wirun Sukoharjo.

“Kemudian, kami sowan atau berkunjung lagi ke pengrajin maupun masyarakat sebagai tindak lanjut program yang akan dikolaborasikan,” tambahnya.

Menurutnya, perlu banyak penyesuaian antara program yang akan dilaksanakan dari Tim Mahasiswa UMS maupun dari kebutuhan Desa Wirun, Sukoharjo.

“Hal ini memang sangat kita perhatikan, agar program yang dilaksanakan nanti menjawab kebutuhan masyarakat dan tepat sasaran. Sehingga apa yang sudah kita lakukan tidak sia-sia,” tegasnya.

Setelah ini, tim PPK Ormawa BEM FKIP masih akan melaksanakan koordinasi bersama warga untuk menyamakan persepsi dan mencari solusi bersama-sama.

“Belajar dari pengalaman saya tahun lalu, kebetulan juga lolos PPK Ormawa di organisasi sebelumnya, perlu banyak diskusi bersama warga untuk meminimalisir permasalahan atau miss komunikasi. Jadi, kami perlu mematangkan persiapan sebelum melakukan program pengabdian ini,” pungkasnya.

Tahap pelaksanaan yang bertahap akan dilakukan yaitu melaksanakan: (1) Focus Group Discussion (FGD) bersama pihak desa, pelaku budaya, serta tokoh masyarakat; (2) Pembentukan Tim Sobat “REMAYA” dan Paguyuban “REMBAYA”; (3) Sosialisasi & launching Tim Sobat “REMAYA dan Paguyuban “REMBAYA”; (4) Pembentukan Sistem Desa Wirun “SIDERUN”; (5) Pelatihan kebudayaan dan digital marketing; (6) Launching dan pelatihan SIDERUN; (7) Paket Budaya “One Day in Wirun Village” dan festival budaya; (8) Monitoring & Evaluasi. (Fika/Humas)