You are currently viewing HW UMS Bahas Inovasi Pengelolaan Sampah Sambil Bagi-bagi Bibit Tanaman

HW UMS Bahas Inovasi Pengelolaan Sampah Sambil Bagi-bagi Bibit Tanaman

  • Post author:
  • Post category:Berita

Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kafilah Penuntun Moh. Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta (HW UMS) menggelar seminar nasional dan pameran produk olahan limbah pada Rabu (22/1/2020) Auditorium Moh. Djazman UMS. Seminar Nasional dan Pameran Produk Olahan Limbah tersebut digelar dalam rangka memperingati Milad ke-10 HW UMS.

Wahid Ilham Istanto, Ketua Panitia acara mengatakan, seminar ini mengangkat sebuah tema ‘Kebijakan dan Pengelolaan Sampah Menuju Indonesia Bebas Sampah Tahun 2025’. “Selain seminar juga ada pameran produk olahan limbah rumah tangga sebanyak 15 stand, dari komunitas-komunitas peduli sampah se-Solo Raya,” terangnya.

Berdiskusi terkait tema tersebut, Ilham menerangkan, panitia telah mendatangkan para narasumber yang memiliki pengalaman perihal pengelolaan sampah. Pertama Ir. Sinta Saptarina S, M.Sc. dari Kementerian Lingkungan Hidup khususnya Direktur penelitian kinerja pengelolaan bahan beracun dan limbah berbahaya non-beracun Ditjen PSL B3. Selanjutnya datang dari Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah Dr. Ane Permatasari, S.IP., M.A. dan pembicara terakhir merupakan pemuda yang telah menginspirasi banyak kaum milenial yakni dr. Gamal Albinsaid.

Dihadiri sekitar 400 peserta, Sinta Saptarina menjelaskan kebijakan pemerintah dalam pengelolaan sampah di Indonesia. Menurutnya UUD 1945 telah mengamanahkan, lewat UU Pengelolaan sampah nomor 18 tahun 2008, kemudian diperbarui lewat Kebijakan dan strategi nasional (JAKTRANAS) dengan munculnya Perpres nomor 97 tahun 2017. “Disitu pemerintah pusat dan daerah memiliki Targetan dalam menangani sampah, yaitu dengan cara 70 persen ditangani, 30 persen dikurangi dan sampah plastik di laut 70 persen berkurang. Hingga 2025 harapannya Indonesia bebas dari sampah” jelasnya saat diwawancarai setalah acara.

Masih menurut Sinta Saptarina, langkah sederhana yang bisa sama-sama dilakukan oleh tiap masyarakat dalam mengurangi sampah plastik dengan langkah 3R yakni Reduce, Reuse, Recycle. “Upaya pengurangan sampah plastik misal lewat peraturan pemerintah baik pusat atau daerah, langkah daur ulang dengan mendirikan Bank sampah atau sejenisnya supaya sampah didaur ulang, tidak semuanya ke Tempat pembuangan akhir (TPA) kemudian diolah menjadi sebuah produk yang bermanfaat” terangnya.

Kemudian dokter muda yakni Gamal Albinsaid mengajak para milenial untuk berwirausaha sosial, dengan memberikan inovasi-inovasi dalam pengelolaan sampah. Seperti dirinya mencontohkan klinik kesehatan byang dirintis olehnya, yang memiliki program asuransi sampah. “Sebuah asuransi mikro yang menggunakan sampah sebagai sumber pembiayaan. Jadi kami dijawa timur mengembangkan klinik asuransi sampah, warga itu cukup dimintai sampah sebulan sekali, lalu mereka dapat kartu, kartunya bisa untuk berobat. Termasuk buat operasi rawat inap bagi yang membutuhkan” ujar Gamal.

Gamal membeberkan data bahwa di Indonesia setiap harinya memproduksi 204 ribu ton perhari. “Dan itu menjadi tanggung jawabnya kita semua untuk mengoptimalkan langkah reduce, reuse, recycle sebagai tanggungjawab moral kita” ungkapnya.

Selaras dengan yang disampaikan sebelumnya, Ane Permatasari mengatakan bahwa Muhammadiyah juga terlibat dalam upaya penyelesaian masalah sampah di Indonesia ini. Kemudian dirinya juga mengingatkan kalau manusia sering melupakan hubungan manusia dengan alam. “Selama ini kita hanya fokus untuk hubungan dengan Allah atau hablumminallah, dan hablumminannas atau hubungan dengan manusia. Tapi lupa kalau ada satu lagi,yakni hubungan dengan alam. Alam semesta yang harus dijaga dan dirawat”.

Selesai seminar, para narasumber dan pesertapun dimanjakan dengan pameran produk olahan limbah. Segala bentuk kreativitas masyarakat dalam mendaur ulang limbah menjadi daya tarik tersendiri. Tak cukup disitu, para peserta setelahnya juga diberikan bibin pohon jambu madu. Bibit tersebut dilabeli sebuah tagline ‘Aku adalah masa depan mu’, sebagai ajakan untuk peduli dengan alam lewat kegitan tanam pohon. (Risqi/Humas)