You are currently viewing Kejar Target Jadi Pusat Unggulan Bidang IPTEK yang Islami, UMS Kembali Kukuhkan 3 Guru Besar

Kejar Target Jadi Pusat Unggulan Bidang IPTEK yang Islami, UMS Kembali Kukuhkan 3 Guru Besar


SOLO, MettaNEWS – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) akan mengukuhkan 3 Guru Besar baru pada Sabtu, (17/2/2024) di Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS.

Ketiga Guru Besar tersebut adalah Prof., Dr. Phil. M. Farid Wajdi, S.E., M., (Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis), Prof., Dr., Zulfikar, S.E., M.Si., (Guru Besar Bidang Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis) dan Prof., Dr. Phil. Ihwan Susial, S.E., M.Si. (Guru Besar dalam Bidang Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis).

Pada jumpa pers yang digelar Kamis (15/2/2024), Wakil Rektor Bidang IV UMS, Prof., Dr., dr., Em Sutrisna, M.Kes mengatakan setelah 3 Guru Besar ini masih ada 14 dosen yang tengah berproses untuk mendapatkan gelar akademik sebagai Guru Besar.

“Jumlah Guru Besar UMS yang aktif ada 38 dalam artian ada beberapa Guru Besar yang tidak bertugas di UMS. Besok kita kukuhkan 3 Guru Besar lagi. Kemudian masih ada 12 calon profesor yang tengah berproses,” jelas Em Sutrisna.

Disampimg itu, lanjut Prof. Em Sutrisna saat ini UMS juga menyiapkan 15 dosen untuk mengikuti Professorship.

“15 dosen tersebut akan menghasilkan karya ilmiah untuk dunia internasional. Ini menjadi salah satu target kami tahun 2025 tercapai 75 gubes. Untuk tahun 2029 menjadi pusat unggulan bidang Iptek yang Islami dan mewujudkan visi misi kampus,” bebernya.

Prof. Em Sutrisna mengungkapkan UMS mempunyai 779 dosen dengan 35 ribu mahasiswa.

“Prosentase Guru Besar belum tercapai yakni 10 persen pada tahun 2025 atau sebanyak 77 Profesor. Tapi kami optimistis masih punya waktu. Mungkin akhir thun 2025 akan mencapai 65-70 an Guru Besar,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Prof. Ihwan Susila, S.E., M.Si., Ph.D., membahas materi yang akan disampaikan dalam orasi ilmiah dengan tema “Kepercayaan, Harapan, dan Komunikasi Simbolik: Sebuah Kajian Pemilih Muda dalam Perspektif Pemasaran Politik”.

Dalam Pemilu 2024 ini, lanjutnya, anak muda memiliki antusias yang luar biasa.

“Kita baru saja melaksanakan Pemilu pada tanggal 14 Februari 2024. Para pemilih Indonesia menggantungkan harapan mereka pada calon presiden dan calon wakil presiden beserta para calon legislatif,” papar Guru Besar Ilmu Manajemen UMS itu.

Prof. Ihwan menjelaskann para pemilih mempunyai harapan yang besar. Untuk mewujudkan Indonesia yang semakin maju. Dan menaruh kepercayaan pada calon presiden, calon wakil presiden, dan para calon anggota legislatif yang mereka pilih.

“Komunikasi simbolik yang dilakukan para kandidat politik mempunyai resiko ketika janji-janji mereka tidak dilandasi dari program-program riil yang memberikan manfaat bagi para pemilih,” ujarnya.

Sementara itu Prof. Zulfikar, akan menyampaikan orasi ilmiahnya mengenai “Etika Bisnis dan Profesional Akuntan dalam Perspektif Moral Sustainability”.

“Dalam moral sustainability, keinginan bisnis untuk berlanjut besar dan nantinya akan dihadapkan dengan tindakan. Dalam tanda kutip perilaku yang tidak bermoral atau beretika. Sesungguhnya perilaku korupsi di Indonesia ini 99% adalah kerjasama antar pejabat dengan pengusaha,” ungkap Zulfikar.

Menurutnya, itulah pelanggaran etis paling besar yang ada di Indonesia yang berkaitan dengan etika bisnis. Sayangnya, di negara ini sudah di rasionalisasi bentuk korupsi untuk saling mensejahterakan.

“Ini berbahaya dan memprihatinkan. Apabila tidak segera ditindak lanjuti,” ujarnya.

Salah satu bentuk kesadaran yang muncul dalam dunia akuntansi pada beberapa dekade terakhir adalah semangat melakukan perubahan. Yaitu semangat untuk memperbaharui atau tajdid. Meminjam istilah yang biasa digunakan oleh Muhammadiyah (salah satu ormas Islam di Indonesia) dalam rangka memperbaharui praktik keagamaan. Karena menganggap praktik akuntansi yang sekarang sedang berjalan tidak kompatibel dengan lingkungan penerima.

Disisi lain Prof. Farid, menyoroti kebutuhan manajer dan ilmu manajemen di Indonesia sangat penting dan mendesak. Sekitar 8.000 pengusaha pemula gagal, dan kegagalan disebabkan karena rendahnya pengetahuan dan keterampilan dalam ilmu manajemen. Dalam orasi ilmiahnya nanti, dia akan menekankan bagaimana meraih keunggulan kompetitif yang berkelanjutan yang berorientasi strategis.

“Di samping itu, pengelolaan organisasi maupun perusahaan orientasi strategis untuk keunggulan kompetitif di masa mendatang tidak hanya dicapai sementara, keunggulan kompetitif berkelanjutan,” tandasnya.

Dalam jumpa pers tersebut juga hadir Dekan FEB UMS Prof. Dr. Anton Agus Setyawan, S.E., M.Si, acara pengukuhan nanti adalah momentum yang paling bahagia bagi Fakultas Ekonomi Bisnis UMS. Hal ini juga semakin memperkuat visi fakultas.

“Tiga Guru Besar yang akan dikukuhkan nanti merupakan lulusan dari S1 FEB UMS. Ini menjadi hal yang membanggakan bagi kami. Ini merupakan perjuangan yang luar biasa bagi Prof, Ihwan, Prof. Zulfikar dan Prof. Farid yang telah mencapai gelar akademik sebagai guru besar,” pungkasnya.

Sumber: https://mettanews.id/kejar-target-jadi-pusat-unggulan-bidang-iptek-yang-islami-ums-kembali-kukuhkan-3-guru-besar/