You are currently viewing Safari Ramadan UMS Jadi Momentum Membangun Karakter Islam Berkemajuan

Safari Ramadan UMS Jadi Momentum Membangun Karakter Islam Berkemajuan

ums.ac.id, SURAKARTA — Safari Ramadan dan Pembinaan oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) masih berlanjut. Segenap tenaga pendidik (tendik) dari Perpustakaan, Biro Teknologi Informasi (BTI), Lembaga Pengembangan Publikasi Ilmiah dan Buku Ajar (LPPI), Biro Kemahasiswaan, Lembaga Pengabdian Masyarakat dan Pengembangan Persyarikatan (LPMPP), Lembaga Riset dan Inovasi (LRI), Biro Rektorat, Lembaga Jaminan Mutu (LJM), dan Biro Inovasi Pembelajaran (BIP) turut hadir meramaikan Safari Ramadan pada Rabu, (27/3) di Ruang Seminar Lantai 7 Gedung Induk Siti Walidah UMS.

Rektor UMS, Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si., menyampaikan bahwa warga Muhammadiyah juga harus membawa identitas Kemuhammadiyahan. Dirinya memiliki keinginan untuk dapat memberikan pembelajaran Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) kepada seluruh warga UMS sebagai upaya untuk membangun karakter.

“Saya ingin membangun asrama untuk mahasiswa baru yang mewajibkan mereka untuk tinggal selama satu tahun, dengan kapasitas minimal 10 ribu, karena membangun karakter seseorang minimal 1 bulan, kalau 1 tahun pasti jadi,” ujarnya.

Sofyan Anif juga menyinggung terkait berubah merupakan sebuah keniscayaan. Dari Q.S. Al Anfal Ayat 72, disebutkan bahwa orang beriman adalah orang yang selalu hijrah dan jihad. Tentunya jihad-jihad yang dilakukan Muhammadiyah sudah mencerminkan ciri Islam Berkemajuan.

Selain itu, Anif juga membahas tentang Muhammadiyah yang memiliki ranting relatif masih sedikit. Jika dibandingkan dengan survey, Ranting Muhammadiyah hanya 32% bahkan 29% dari sejumlah desa yang ada di Indonesia.

“Hasil muktamar di UMS kemarin, seluruh warga Muhammadiyah harus memperkuat basis akar rumput, cabang, ranting, dan masjid,” papar Rektor UMS itu.

Sofyan Anif menghimbau seluruh warga Muhammadiyah, terkhusus yang berada di lingkungan UMS untuk terus memajukan Muhammadiyah di manapun berada.

“Terakhir, strategi yg harus kita pahami sebagai warga UMS adalah untuk mempelajari Islam sesuai dengan kaidah Muhammadiyah. Ada batasan-batasan yang harus diperhatikan dalam ibadah,” tutupnya. (Najwa/Humas)