You are currently viewing Prihatin Sampah Plastik, Kelompok Mahasiswa Solo Ini Membuat Polybag dari Bahan Alami, Ini Manfaatnya

RADARSOLO.COM – Polybag atau kantong tanaman biasanya dari plastik. Nah, kelompok mahasiswa ini melakukan inovasi dengan membuat polybag dari bahan alami dengan memanfaatkan limbah organik.

Sampah plastik selalu menjadi persoalan yang sulit terpecahkan. Sebab, tidak bisa diurai oleh tanah sehingga mencemari lingkungan dan sangat berbahaya bagi manusia.

Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sepanjang 2023 ada sekitar 19,56 juta ton sampah yang dihasilkan Indonesia. Di mana 18,6 persen atau sekitar 3,6 juta ton di antaranya merupakan sampah plastik.

Pada sektor pertanian, plastik masih kerap dijumpai. Salah satunya adalah polybag. Sebagai media tanam, polybag berbahan plastik sulit terurai. Sehingga berdampak pada kerusakan lingkungan.

Resah dengan permasalahan tersebut, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) ini menciptakan produk inovatif berupa ‘Ecapa-polybag: Natural Polybag Innovation Biodegradable and Nourish Plants’.

“Kebanyakan polybag itu dari bahan plastik. Apabila tanaman sudah besar, polybag harus disobek atau diganti ke pot yang lebih besar. Sehingga, limbah polybag akan menjadi sampah yang tidak bisa terurai,” jelas Alya Tsurraya, mahasiwa Program Studi Kesehatan Masyarakat UMS ini.

Kondisi ini membuat resah Alya Tsurraya. Dia bersama timnya terdiri dari Aulya Rahma Santi, Sa’adah Luthfia Fatimah, Ilma Khoirunissa, dan Aisyah Nur Afifah menggagas bagaimana membuat polybag yang bisa diuraikan dalam tanah. Ini sejalan dengan tujuan sustainable development goals (SDGs), yaitu life on land.

Mereka kemudian melakukan riset polybag dari sampah organik yang tidak digunakan masyarakat. Dengan memanfaatkan eceng gondok, serabut kelapa, jerami, tepung tapioka, dan cangkang telur.

“Kami berlima mengusut lebih dalam terkait manfaat masing-masing bahan tersebut. Enceng gondok mampu meningkatkan kesuburan tanah. Sebab, ada kandungan selulosa yang mudah dimakan bakteri, sehingga proses penguraiannya semakin cepat,” jelasnya.

Sedangkan sabut kelapa, lanjut Alya, dapat membantu menjaga daya tahan tanaman terhadap jamur, menggemburkan tanah, dan dinilai memiliki daya serap yang tinggi. Termasuk tepung tapioka yang membantu pertumbuhan pada tanaman yang masih kecil atau baru mengeluarkan tunas.

“Cangkang telur membantu meningkatkan drainase tanah dan jerami membantu meningkatkan serapan nitrogen sesuai dengan ketersediaannya di dalam tanah,” papar dia.

Rekan satu tim Alya, Sa’adah Luthfia Fatimah menambahkan, polybag organik pada umumnya menggunakan satu jenis bahan alami. Sementara, pada polybag organik inovasi mereka terdapat lima bahan alami dengan tambahan ekstrak daun pandan sebagai pelindung tanaman dari hama serangga.

“Ekstrak daun pandan berfungsi sebagai pengganti kesegaran nabati. Ini berfungsi untuk melindungi sayuran dari ancaman serangga. Jadi bisa menghasilkan sayuran organik, sedangkan pada umumnya masyarakat ingin sayuran organik di mana sayuran itu tidak ada pestisidanya,” terang dia.

Sa’adah mengatakan, polybag organik dapat terurai dalam tanah. Sehingga menjadi nutrisi tambahan yang bisa menyuburkan tanaman. Sebab, dari awal penggunaan polybag, nutrisi sudah didapatkan dari cangkang telur yang mempercepat pertumbuhan akar. Mereka juga melakukan uji perbandingan pada penanaman sawu hijau menggunakan polybag plastik dengan organik mereka.

“Kita juga membandingkan seberapa cepat pertumbuhan (tanaman) di ecapa polybag dengan yang komersil pada umumnya. Terbukti, pertumbuhan tanaman lebih cepat pada polybag kami,” imbuhnya.

Ecapa polybag dapat terurai atau terdekomposisi oleh tanah dalam kurun waktu 45 hari. Mengikuti masa persemaian untuk sayur-sayuran seperti sawi, bawang merah, bawang putih, selada, kangkung, bayam, dan lainnya. Sedangkan ketika tidak dipakai untuk menanam, polybag dapat bertahan kurang lebih selama empat bulan. (*/bun)

Sumber: https://radarsolo.jawapos.com/pendidikan/844672885/prihatin-sampah-plastik-kelompok-mahasiswa-solo-ini-membuat-polybag-dari-bahan-alami-ini-manfaatnya