Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) melakukan terobosan baru dengan melakukan kegiatan penyambutan mahasiswa baru tahun ajaran 2020/2021 melalui dunia maya (online) atau daring mengingat pandemi Covid-19 masih mengancam dan potensi penularan masih terjadi. Sehingga untuk mencegah penularan virus ini maka kegiatan penyambutan dan orientasi mahasiswa baru dilakukan secara online.
Sekitar 5.000 mahasiswa baru UMS akan mengikuti tahap pertama kegiatan penyambutan mahasiswa baru yang dikenal dengan nama MASTA PMB (Masa Ta’aruf Penerimaan Mahasiswa Baru) pada tanggal 13-16 Juli 2020. Sisanya akan mengikuti tahap berikutnya.
Pada penerimaan mahasiswa baru tahun ajaran 2020/2021 ini UMS memiliki daya tampung sekitar 8.500 mahasiswa. Mereka yang tidak mengikuti MASTA pada tahap pertama maka akan diikutkan pada tahap berikutnya juga melalui daring.
Kegiatan Masa Ta’aruf (MASTA) atau orientasi pengenalan kampus bagi mahasiswa baru yang dilakukan Kampus UMS ini termasuk paling awal untuk perguruan tinggi di tanah air. Apalagi, saat ini perguruan tinggi sedang konsentrasi melakukan proses penerimaan mahasiswa baru khususnya untuk kampus swasta.
Menurut Ketua Panitia Masta PMB (Masa Taaruf Penerimaan Mahasiswa Baru), Dr. Choirul Amin, S.Si., M.M, penyambutan mahasiswa baru tahun ajaran 2020/2021 dilakukan secara online melalui aplikasi Zoom, Schoology dan Youtube. “Pada dasarnya rangkaian kegiatan ini sama seperti pada tahun-tahun sebelumnya (offline) yakni ada Masta PMB, Masta Fakultas, Ekspo Kampus dan Fakultaria, hanya saja pada tahun ini kegiatan tersebut dilakukan secara online karena ada pandemi Covid-19 yang hingga saat ini masih berpotensi penularan,” kata Choirul.
Atas terobosan yang dilakukan oleh UMS ini, dengan menyelenggarakan penyambutan mahasiswa baru secara daring ini maka mendapat penganugerahan rekor MURI sebagai kampus pertama di tanah air yang menyelenggarakan penyambutan mahasiswa barup secara daring (online). Jumlah peserta juga mencapai ribuan. Penyerahan rekor MURI tersebut akan dilakukan pada saat Grand Opening Masta PMB pada tanggal 13 Juli 2020 di Auditorium UMS.
Ditambahkan Choirul, Grand Opening Masta PMB akan dilaksanakan pada Senin, 13 Juli 2020 melalui Zoom dan Streaming Youtube. “Karena kapasitas Zoom kami hanya menampung seribu orang sedang mahasiswa baru diperkirakan mencapai 8-9 ribu maka para mahasiswa yang tidak masuk Zoom akan mengikutinya melalui streaming Youtube TV UMS,” ungkap Choirul.
Masta PMB tahap pertama ini akan dilakukan selama tiga hari pada Selasa – Kamis, 14-16 Juli 2020 melalui Schoology. Selama tiga hari para mahasiswa akan mendapat 9 materi antara lain Al Islam dan Kemuhammadiyahan, Wawasan Kebangsaan, Kewirausahaan, Ortom, Keorganisasian, Pembelajaran Daring, Bagaimana menjadi mahasiswa supaya sukses, Layananan yang ada di UMS (Layanan Keuangan, Perpustakaan dan lain sebagainya), dan bagaimana cara jadi aktivis di kampus.
“Materi-materi tersebut berbentuk video yang akan di upload di Schoology. Di dalamnya mereka akan berdiskusi bersama yang diakhiri dengan post test sebagai penilaian,” ujar Choirul.
Kegiatan selanjutnya, Choirul menambahkan, ialah Ekspo Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas yang akan dilaksanakan pada Rabu, 22 Agustus 2020. Pada kegiatan ini mahasiswa akan menyaksikan berbagai pertunjukkan dari 27 UKM yang ada di UMS melalui Streaming Youtube (TV UMS). Usai acara, mahasiswa akan diberi tugas untuk mengunjungi 10 website atau medsos dari masing-masing UKM.
Selain di Universitas, penyambutan serupa juga dilakukan oleh Fakultas. Di Fakultas mereka akan mengikuti dua acara yakni Masta IMM dan Fakultaria. Masta IMM dilaksanakan pada 10-15 Agustus 2020 dan Fakultaria akan dilaksanakan pada 24-29 Agustus 2020.
“Setelah mengikuti serangkaian penyambutan tersebut, mahasiswa akan menerima sertifikat. Sertifikat tersebut akan digunakan sebagai syarat untuk mengambil mata kuliah Life Skill. Sehingga otomatis mahasiswa yang tidak ikut rangkaian kegiatan penyambutan mahasiswa baru tidak bisa mengambil mata kuliah Life Skill, dan jika tidak bisa ambil mata kuliah tersebut maka juga tidak bisa skripsi,” tutup Choirul. (Bangkit N/Humas)