You are currently viewing Cegah Stunting di Gilingan Surakarta, Tim PKM UMS Bentuk Tim Guyub Tandang

Cegah Stunting di Gilingan Surakarta, Tim PKM UMS Bentuk Tim Guyub Tandang

ums.ac.id, PABELAN – Tim Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) skema Pengabdian Masyarakat bekerja sama dengan kader PKK kelurahan Gilingan dalam rangka menurunkan angka stunting di kelurahan Gilingan. Pengabdian ini berlangsung selama 4 bulan, dimulai pada bulan Juni 2023.

Sebagai langkah awal, sebanyak 20 kader PKK dari perwakilan 10 posyandu dibentuk menjadi Tim Guyub Tandang.

Dosen pendamping pengabdian, Izzatul Arifah, S.K.M., M.P.H., menyampaikan pengabdian masyarakat untuk menguatkan modal sosial masyarakat ini mengangkat filosofi kebersamaan dalam upaya penanggulangan masalah kesehatan.

“Ketika modal sosial yang dimiliki suatu masyarakat dibina dan dikelola sehingga dapat berkembang, diharapkan tercipta kemandirian masyarakat dalam menanggulangi masalah seperti stunting, dan juga masalah kesehatan lainnya,” papar Dosen Prodi Kesehatan Masyarakat, Rabu, (19/7).

Menurutnya, Tim PKM PM akan membina kader tim guyub tandang untuk mampu mengelola modal sosial yang bersumber dari masyarakat sebagai upaya pencegahan stunting pada anak di wilayah Kelurahan Gilingan.

Kepala kelurahan Gilingan, Priadi mengatakan perlunya keterlibatan mahasiswa dan perguruan tinggi dalam menyelesaikan masalah sosial di masyarakat, salah satunya stunting yang mana Kelurahan Gilingan menduduki peringkat pertama kasus tertinggi di Kota Surakarta.

“Tujuan dari dibentuknya tim Guyub Tandang, agar kader PKK memiliki keterampilan dalam melakukan intervensi pencegahan stunting di wilayahnya dan harapannya program dapat tetap berlanjut dikembangkan oleh tim yang telah kami bina meskipun tim pengabdian masyarakat sudah selesai melaksanakan pengabdiannya,” ungkap Kepala Kelurahan Gilingan itu.

Ketua tim pengabdian, Wulan Prasesti berharap, dengan hadirnya Tim Pengabdian PKM UMS, dapat membantu menyelesaikan permasalahan di masyarakat dan cita-cita bangsa menjadi negara zero stunting pada 2030, dapat terwujud.

“Sebagai agent of change sudah sepatutnya mengambil peran membantu menyelesaikan permasalahan di masyarakat.
Kami mengetahui kejadian stunting pada anak dapat berdampak jangka panjang dan berpengaruh terhadap indeks pembangunan manusia,” tegas Wulan. (Fika/Humas)