You are currently viewing Nasionalisme di tanah Seribu Pagoda

Nasionalisme di tanah Seribu Pagoda

  • Post author:
  • Post category:Berita

“Sekali merdeka tetap merdeka selama hayat masih di kandung badan. Kita tetap setia mempertahankan Indonesia…” Sepenggal lirik lagu Indonesia yang tidak akan pernah asing di telinga kita, lagu yang menceritakan tentang kemerdekaan Republik Indonesia, meceritakan tentang pengorbanan para pahlawan demi merdekanya bangsa, menceritakan tentang rasa nasionalisme.

Semarak Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesi (RI) yang ke-73 disambut bahagia oleh seluruh Warga Negara Indonesia yang berada di Bangkok. Upacara Kemerdekaan RI dimulai pada pagi hari hingga siang hari. Seluruh Warga Negara Indonesia yang berada diantero Bangkok berbondong-bondong berkumpul menuju KBRI untuk menyaksikan gagahnya sang merah putih saat dikibarkan dan mendengarkan sirene yang menjadi ciri khasi saat hari kemerdekaan.

Sama halnya seperti mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang berasal dari Indonesia yang sedang menjalani Internship di Khon Kaen University, perasaan kebahagian dan kebanggan tersendiri dapat merayakan Kemerdekaan RI di negeri tetangga walaupun terbesit kesedihan karna merindukan tanah air tercinta, merasakan inilah rasa nasionalisme yang sesungguhnya.

Jarak yang ditempuh dari lokasi Internship (Khon kaen) menuju Bangkok adalah 6 jam perjalanan darat. Menggunakan transportasi bus untuk menuju ke KBRI, perjalanan dilakukan saat malam hari dan tiba di Bangkok pada pagi hari pukul 06.00 waktu setempat. Setibanya di Bangkok, rombongan segera bergegas menuju KBRI untuk melaksanakan upacara. Berbekal visitor card dari petugas, rombongan mahasiswa UMS memasuki ruangan khusus untuk melatakkan koper. Rombongan UMS bukan yang pertama datang, sudah banyak WNI yang lebih dulu datang dan telah bersiap di lapangan.

Hal yang terasa saat upacara sedang berlangsung adalah inilah Indonesia, berkumpulnya orang Indonesia; inilah Indonesia disaat berpapasan saling tersenyum dan menyapa; inilah Indonesia, saat sang merah putih dibentangkan untuk dikibarkan; inilah Indonesia, saat protokol upacara menyerukan penghormatan kepada Sang Merah Putih; inilah Indonesia, saat terdengar lagu Indonesia Raya; inilah Indonesia, saat sirine kemerdekaan terdengar dengan sangat nyaring dan membuat tertegun setiap mereka yang hadir di lapangan upacara.

Seperti sepenggal lagu dari Ibu Sud, “Biarpun saya pergi jauh, tidakkan hilang dari kalbu. Tanah ku yang kucintai, engkau ku hargai”. Saat berada di negera orang, benarlah jika bisa mengerti apakah arti nasionalisme yang sesungguhnya. (fkip.ums.ac.id)