You are currently viewing Tuntaskan Pendakian di Mongolia, Mahasiswa UMS jadi Pendaki Pertama dari Indonesia

Tuntaskan Pendakian di Mongolia, Mahasiswa UMS jadi Pendaki Pertama dari Indonesia

  • Post author:
  • Post category:Berita

Tim Mahasiswa Muslim Pecinta Alam Universitas Muhammadiyah Surakarta (Malimpa UMS) berhasil mencapai puncak tertinggi Mongolia. Tim yang tergabung dalam Malimpa UMS International Expedition (MUIE) 2018 mencapai Puncak Khuiten di ketinggian 4.374 mdpl pada Rabu (19/09/2018).

Mahasiswa yang berhasil mencapai puncak tertinggi pegunungan Mongolia tersebut ialah Iqbal Nuri Anam (mahasiswa Teknik Sipil UMS) dan Ajeng Nutri Hidayati (mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi). “Setelah sempat diterjang badai dan suhu ekstrim -21°C, kami akhirnya bisa mencapai puncak,” ungkap Iqbal Nuri lewat sambungan telekomunikasi, Minggu (23/9/2018).

Kedua mahasiswa UMS itu juga mengibarkan bendera Indonesia serta bendera UMS di Puncak Khuiten 4.374 mdpl, TN Altai Tavan Bogd, Mongolia. Iqbal mengatakan bahwa Potanin glacier menjadi saksi bisu atas perjuangan mereka.

“Potanin glacier sepanjang 14 kilometer menjadi saksi bisu perjuangan penjelajahan kami. Ini membanggakan karena kami adalah pendaki pertama dari Indonesia yang menapakkan kakinya di puncak tertinggi Mongolia,” tambahnya.

Dia juga menjelaskan bahwa pendakian ini tak lepas dari berbagai kendala, salah satunya Ajeng Nutri sempat mengalami gejala Frostbite atau radang dingin. Kondisi itu ketika jaringan tubuh membeku dan rusak oleh paparan suhu rendah pada jari kelingking dan jari manisnya.

Sekembalinya dari gunung, tim Malimpa UMS International Expedition (MUIE) melanjutkan kegiatan riset khazanah Islam di Suku Kazakh Nomads selama beberapa hari ke depan sampai kembali pulang ke Indonesia pada Kamis (27/9/2018) mendatang.

Selain itu, Ajeng juga mengaku bersyukur mendapat kesempatan untuk menaklukkan puncak Khuiten Mongolia. Pengalaman mendaki Khuiten Peak akan menjadi pengalaman pertama kedua mahasiswa tersebut dalam mendaki gunung es. Untuk itu, mereka telah melakukan latihan untuk persiapan khusus selama beberapa bulan.

Pertimbangan dipilihnya puncak tertinggi di Mongolia tersebut memiliki rute yang cukup sukar jika dibandingkan dengan puncak tertinggi yang lain. Hal ini tentu menjadi sebuah tantangan bagi mereka sekaligus kebanggaan karena telah berhasil menyelesaikan misi pendakian tersebut.

Ekspedisi ini juga mengemban misi riset menguak khazanah peradaban Islam di Mongolia, yakni suku Khazak Nomads yang tinggal di kaki pegunungan Altai Tavan Bogd Mongolia. Ajeng menambahkan bahwa dalam penelusuran mereka, suku tersebut hidup secara nomaden. Hal ini dirasa menarik bagi mereka sehingga mereka tertarik melakukan riset terkait suku tersebut. (Khairul)