You are currently viewing Juara 2 Duta Genre Boyolali, Mahasiswa Keperawatan UMS Ajak Pahami Isu Stunting

Juara 2 Duta Genre Boyolali, Mahasiswa Keperawatan UMS Ajak Pahami Isu Stunting

  • Post author:
  • Post category:Berita

ums.ac.id, SOLO – Mahasiswa Prodi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menorehkan prestasinya dengan meraih Juara 2 pada Duta Genre Boyolali. Pemilihan Duta Generasi Berencana (GenRe) merupakan event yang diusung oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Zidan Alfarizi, mahasiswa berprestasi itu menyampaikan bahwa Duta Genre memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mensosialisasikan mengenai Triad KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja).

“Duta Genre itu di bawah naungan BKKBN sendiri, fokusnya untuk mensosialisasikan kepada remaja-remaja yang ada di kabupaten Boyolali khususnya, dan Duta Genre ini merupakan platform yang untuk mencegah terjadinya pernikahan dini, seksual, HIV dan Napza,” jelas Zidan, Senin (20/11).

Duta Genre ini sendiri dapat diikuti oleh remaja dari kalangan umur 17-22 tahun, baik putra maupun putri. Duta Genre ini, menurut Zidan, akan menjadi panutan untuk remaja di daerah.

“Lebih fokus ke mensosialisasikan dan menjadi role model kepada remaja khususnya di kabupaten sendiri untuk itu tadi, mencegah terjadinya Triad KRR,” ungkapnya.

Untuk menjadi seorang Duta Genre, peserta harus melewati beberapa tahapan tes. Tahapan pertama adalah tes tertulis dan wawancara, kemudian diambil 20 besar dengan finalis 10 putra 10 putri. Dari 20 peserta yang lolos seleksi itu kemudian mengikuti karantina selama empat hari.

“Kita sosialisasi kepada remaja yang ada di SMPN 1 Boyolali, memberikan penyuluhan dan sosialisasi Terus pembekalan untuk kemudian final,” kata Zidan menjelaskan kegiatannya saat mengikuti karantina.

Setelah karantina selesai, peserta kemudian menyampaikan orasi ilmiahnya yaitu pada saat final, 5 November lalu. Zidan sendiri membawakan isu stunting.

“Karena isu yang sekarang dan sangat harus dicegah dan harus dibahas, apa itu stunting? Dan bagaimana pencegahannya,” tanya Mahasiswa Keperawatan UMS itu.

Dia juga membuat taman remaja stunting, yang ditujukan untuk sosialisasi hal preventif terjadinya stunting. Zidan sendiri ingin menyuarakan sesuatu kepada remaja-remaja di daerahnya.

“Ayo kita remaja yang harus mencegah stunting dan kita punya masa depan yang cerah, dan harus terhindar dari Triad KRR,” ajaknya.

Dia berpesan, agar remaja atau mahasiswa bisa konsisten ketika ingin meraih sesuatu dan bisa mengalahkan rasa bosan yang datang.

“Untuk remaja atau mahasiswa sendiri lebih fokus ketika tengah berproses, terkadang rasa bosan atau lelah akan muncul. Tapi apabila kita akan melakukan sebuah proses itu, maka kita harus mempunyai konsisten dan juga value yang harus kita tingkatkan,” ungkapnya.

Mari remaja dan teman sebaya, lanjutnya, menggerakkan untuk inspirasi kepada remaja-remaja untuk pencapaian generasi emas Indonesia pada tahun 2023, dan memiliki jiwa kompetisi.

Mahasiswa Prodi Keperawatan UMS itu mengatakan, bahwa dirinya mendapatkan dukungan dan apresiasi dari prodi untuk terus berkembang dan berprestasi. (Maysali/Humas)