You are currently viewing Din Syamsuddin di UMS: Pemilu 2024 Jangan Dianggap Sebagai Peristiwa Biasa

Din Syamsuddin di UMS: Pemilu 2024 Jangan Dianggap Sebagai Peristiwa Biasa

SOLO, suaramerdeka-solo.com – Konstelasi politik menjelang Pemilu 2024, kian memanas. Pesta demokrasi tersebut mendapat respons dari mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr Din Syamsuddin.

Saat hadir di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Din Syamsuddin mengemukakan bahwa pemimpin yang seyogyanya dipilih adalah pemimpin yang berakhlakul kharimah, melihat rekam jejak, penampilan dan perilaku mencerminkan pada tauladan Nabi Muhammad SAW.

“Munas Tarjih ke-26 PP Muhammadiyah Oktober 2003 di Padang merumuskan ada 7 kriteria pemimpin ideal, yaitu Sidiq, Amanah, Tabligh, Fathonah, Berwawasan Kenegarawan, Memiliki Kemampuan Hubungan Internasional, Mempunyai Jiwa Perubahan. Pemimpin yang memenuhi kriteria itu yang harus dipilih,” jelasnya.

Hal itu dia kemukakan dalam kajian Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Webinar Series #38 bertajuk “Meneladani Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW (Pesan Isra’ Mi’raj 27 Rajab 1445 H)” di Masjid Hj Sudalmiyah Rais, Kampus II UMS, pada Rabu, (31/1).

Acara tersebut digelar Biro Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) UMS yang dihadiri lebih dari 1.500 jama’ah yang meliputi Karyawan UMS, Dosen UMS, Tenaga Kependidikan (Tendik) UMS, serta jama’ah umum.

Din Syamsuddin menambahkan, memilih pemimpin wajib hukumnya secara syariat dan rasional. Kepemimpinan itu melanjutkan misi kenabian, terutama untuk pemeliharaan keagamaan, meningkatkan syiar dan peribadatan.

Karena itu Din Syamsuddin menyebut, Pilpres 2024 jangan dianggap sebagai peristiwa biasa.

“Ini peristiwa penting. Jangan memilih untuk tidak memilih, alias golput,” tegasnya.

Jika tidak memilih, lanjutnya, tidak menunjukkan sikap bertanggung jawab sebagai warga negara yang baik. Hal itu bisa jadi justru menguntungkan pihak tertentu.**

Sumber: https://solo.suaramerdeka.com/solo-raya/0511728500/din-syamsuddin-di-ums-pemilu-2024-jangan-dianggap-sebagai-peristiwa-biasa