You are currently viewing UMS Selenggarakan Seminar Nasional Strategi Meraih Perpustakaan Terakreditasi A di Era Milenial

UMS Selenggarakan Seminar Nasional Strategi Meraih Perpustakaan Terakreditasi A di Era Milenial

  • Post author:
  • Post category:Berita

Guna meningkatkan dan mengembangkan perpustakaan yang berkualitas, diperlukan strategi yang tepat serta mampu mengikuti perkembangan teknologi informasi. Strategi tersebut, kali ini dibedah oleh Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dalam Seminar Nasional tentang strategi meraih perpustakaan terakreditasi A di era milenial.

Dari seminar yang digelar di Auditorium Moh. Djazman, Selasa (23/4/2019) ini didapat materi pentingnya akreditasi perpustakaan dalam mendukung pendidikan bangsa, selain itu juga meningkatkan kulaitas pelayanan dan pengelolaan perpustakaan.

Sekitar 250 orang mengikuti seminar ini, yang berasal dari berbagai penjuru daerah dan para pengelola perpustakaan dari beragam instansi. Sebagian besar adalah pengelola perpustakaan di sekolah, Pergurungan Tinggi, instansi pemerintah atau umum.

Sebagai narasumber adalah Assesor Akreditasi Perpustakaan Perpusnas RI Drs. Supriyanto, M.Si, Dyah Nugraheni, S.S., M.M dan Drs. Bambang Agus Pamuji Pustakawan, Ahli Madya bidang Pengembangan Perpustakaan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Jawa Tengah.

Bambang Agus Pamuji menjelaskan, komponen penilaian akreditasi perputaskaan setidaknya ada 6 kriteria yaitu 1) Koleksi Buku bobot penilaian 20 persen, 2) Sarana dan Prasarana 15 persen, 3) Pelayanan Perpustakaan 25 persen, 4) Tenaga Perpustakaan 20 persen, 5) Penyelenggaraan dan Pengelolaan 15 persen dan 6) Komponen penguat seperti Inovasi, keunikan, prestasi, komitmen pimpinan sebesar 5 persen.

“Jadi betapa pentingnya sebuah perpustakaan untuk mendorong kecerdasaan bangsa. Perpustakaan itu ibarat jantung nya pendidikan” kata Bambang Agus Pamuji.

Rektor UMS, Dr. Sofyan Anif, M.Si. dalam sambutannya menyebutkan, salah satu strategi untuk mencapai Visi UMS yaitu tahun 2029 menjadi pusat Pendidikan dan Pengembangan IPTEKS yang Islami dan membawa arah perubahan melalui peningkatan mutu Perpustakaan. Rektor UMS juga menyampaikan kepada para peserta bahwa Perpustakaan UMS sudah mendapatkan status Akreditasi Unggul ‘A’ sejak tahun 2015.

“Menyikapi era revolusi industri 4.0, maka bidang pendidikan khususnya Perpustakaan arus beralih membuat pelayanan berbasis IT dan dikelola secara modern. Itu sudah tidak bisa kita hindari, saya kira siapa yang tidak mengikuti perkemangan IT, kemungkinan dia akan tertinggal. Bukan hanya besarnya gedung dan banyaknya koleksi buku, tetapi pengelolaan berbasis IT dan modernisasi perpustakaan lah yang penting di era milenial ini,” ujarnya.

Dyah Nugraheni menyampaikan komponen akreditasi perpustakaan meliputi Koleksi (20%); Sarana dan Prasarana (15%); Pelayanan perpustakaan (25%); Tenaga perpustakaan (20%); Penyelenggaraan dan pengelolaan (15%); dan Komponen Penguat (5%): inovasi, keunikan, prestasi, komitmen pimpinan.

Supriyanto, juga menyampaikan manfaat dari Akreditasi Perpustakan adalah untuk meningkatkan rasa kepercayaan masyarakat terhadap layanan perpustakaan. Sedangkan Strategi bagi perpustakaan agar memperoleh akreditasi A sebagai berikut : Membentuk tim akreditasi, Mengisi instrument dan mengumpulkan bukti fisik, Self assesmen, Revisi dan cetak sementara bukti fisik komponen akreditasi, Mempersiapkan presentasi akreditasi dan membuat video perpustakaan, Mendaftar akreditasi, Persiapan visitasi, Visitasi perpustakaan, Perbaikan bukti fisik akreditasi kemudian Pengiriman bukti fisik. Beliau menambahkan bahwa Indikator perpustakaan yang berhasil adalah adanya kepuasan masyarakat, peningkatan kinerja perpustakaan serta konsistensi penyelenggaraan perpustakaan. (Risqi)