You are currently viewing Mahasiswa Arsitektur UMS Raih Penghargaan Japan International Youth Innovation Summit 2024

Mahasiswa Arsitektur UMS Raih Penghargaan Japan International Youth Innovation Summit 2024

ums.ac.id, PABELAN – Pada bulan yang penuh berkah bulan Ramadan 1445 H ini, mahasiswa Prodi Arsitektur Fakultas Teknik (FT) Raden Ajeng, Luthfia Nur Putri Azizah dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mewakili Indonesia mendapatkan penghargaan Innovation with The Best Use of Waste Recycling Japan International Youth Innovation Summit 2024.

Penghargaan ini mendapatkan apresiasi yang tinggi dari Kepala Program studi Arsitektur UMS, Dr., Nur Rahmawati Syamsiyah, ST., MT.

Dia mengungkapkan, Prodi Arsitektur UMS bangga dengan prestasi yang dimiliki oleh Luthfia yang merupakan mahasiswa angkatan 2021, yang memiliki segudang prestasi. Belum lama, Luthfia bersama tim baru saja mendapatkan Juara 3 Event Archworks 8 Competition.

“Inovasi pembuatan material dari limbah. Sejak SMA dia sudah fokus di pengolahan limbah. Sehingga dia bisa mengembangkan ketertarikan itu juga di bidang Arsitektur. Dari 15 terbaik dari berbagai negara itu dari Indonesia hanya UMS dan Universitas Airlangga saja. Ini luar biasa, dan pertama kali terkait penghargaan internasional,” ujar Kaprodi Arsitektur UMS Senin, (1/4).

Dalam kesempatan yang berbeda, Luthfia Nur Putri Azizah menyampaikan persiapan yang dilakukan adalah membuat karya. Kemudian setelah seleksi berkas dilanjutkan dengan wawancara, kemudian 50 besar finalis diundang langsung ke Jepang untuk presentasi produk.

“Awalnya, ini produk mata kuliah di semester 2 lalu. Sempat gagal juga pas ajuan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), dan dari situ lah saya janji pada diri sendiri dan dosen pembimbing bahwa akan saya buktikan bahwa karya ini akan mendapatkan apresiasi dari kejuaraan lain,” tegas Mahasiswa Arsitektur itu.

Luthfia memaparkan prestasi yang selama ini sudah diperoleh, akan diberikan kepada prodi Arsitektur UMS untuk kenang-kenangan.

“Alhamdulillah, dengan mengangkat karya material genteng dari serabut ampas tebu yang dicampur dengan serabut kelapa dapat mengantarkan saya menjadi salah satu penerima penghargaan,” tambahnya.

Luthfia berharap, karya ataupun produk yang dihasilkan ini dapat bermanfaat di dunia Arsitektur. Terlebih material ramah lingkungan sangat diperlukan dengan mendaur ulang sampah. Dengan demikian, sebagai seorang Arsitek juga dapat berkontribusi dalam mengurangi pencemaran lingkungan. (Fika/Humas)