You are currently viewing Tangani Masalah Hoaks dan Judi Online, Tim P2AD UMS Adakan FGD pada PKBM Cakra di Desa Cipaku, Purbalingga

Tangani Masalah Hoaks dan Judi Online, Tim P2AD UMS Adakan FGD pada PKBM Cakra di Desa Cipaku, Purbalingga

  • Post author:
  • Post category:Berita

ums.ac.id, SURAKARTA – Tim Kegiatan Pengabdian Masyarakat Persyarikatan/AUM/Desa Binaan (P2AD) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), melakukan pengabdian dengan program ‘Pendampingan dan Pembuatan UMS Literacy Corner Menuju Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Cakra Desa Cipaku Berliterasi Digital Serta Terhindar dari HOAKS dan Judi Online’.

Dalam mensukseskan program pengabdian ini, banyak mitra dan stakeholder yang terlibat, antara lain: TIM P2AD UMS; PKBM Cakra Desa Cipaku; Desa Cipaku; LPMPP UMS; Dosen dan Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (PTI) UMS; OSIS PKBM Cakra; Pramuka PKBM Cakra; Desamind Indonesia dan Desamind Chapter Purbalingga; dan Pengurus Ranting Muhammadiyah.

Ketua Tim, Hardika Dwi Hermawan, S.Pd., MSc.ITE., menyampaikan kegiatan pertama pengabdian yang dilakukan adalah Forum Group Discussion (FGD) yang dilaksanakan di PKBM Cakra Desa Cipaku, Purbalingga.

Menurutnya, kondisi masyarakat terkait penggunaan internet dan media sosial di masyarakat baik global maupun domestik Indonesia ternyata diikuti dengan sisi-sisi negatif, selain aspek-aspek positif, salah satunya adalah informasi palsu atau hoaks.

“Salah satu desa, yang beberapa kali mengalami permasalahan terkait hoaks adalah Desa Cipaku yang terletak di Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Akhir tahun lalu, bandar judi skala internasional itu ada di Purbalingga, dan terbesar se-Jawa Tengah juga,” ungkap Hardika, Rabu, (8/11).

Hardika menambahkan bahwa warga Desa Cipaku sudah 100% menggunakan gadget, dengan usia PKBM Cakra 80% lulus SMP dan tidak lanjut sekolah formal, termasuk usia produktif, ataupun usia SMA pada umumnya dan sedang mengikuti Paket C. Oleh karena itu, menurut Hardika, perlu adanya pencerdasan dan peningkatan kemampuan masyarakat berkaitan dengan menyaring informasi dan menangkal hoaks. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan membuat pojok literasi di berbagai sudut rumah warga.

“Melihat persoalan dan fenomena yang terjadi, diperlukan pendampingan secara berkala, pengembangan media dan wadah pencerdasan literasi kepada masyarakat yang kemudian menimbulkan kesadaran untuk lebih menyaring informasi dan melakukan aksi nyata,” tegas Dosen PTI UMS itu.

Terdapat rangkaian kegiatan yang dilakukan:
1) Identifikasi dan mengumpulkan data terkait kondisi terkini literasi warga belajar PKBM Cakra Desa Cipaku;
2) Sosialisasi Program;
3) Seminar Literasi Digital, Hoaks, dan Judi Online dari sudut pandang ilmiah dan Islam;
4) Modul Ajar Literasi Digital, Hoaks, Judi Online dan STEM Projek;
5) Workshop Literasi Digital, Hoaks, dan Judi Online;
6) Pelatihan Canva tentang Kampanye Pencegahan Hoaks dan Judi Online;
7) Pelatihan STEM Proyek (Pembuatan Visual Block Programming tentang 13 Hoaks dan Judi Online);
8) Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Android terkait pencegahan Hoaks dan Judi Online;
9) Pembuatan UMS Literacy Corner;
10) Monitoring dan Evaluasi.

“Rangkaian kegiatan tersebut diharapkan menumbuhkan rasa sadar secara aktif, terkait pencegahan hoaks dan judi online di kalangan masyarakat Desa. Keberlanjutan projek akan terus dipantau dan di dampingi dengan berkolaborasi dengan OSIS dan Pramuka PKBM Cakra, Desamind Indonesia bersama Desamind Chapter Purbalingga, serta Pengurus Ranting Muhammadiyah,” paparnya.

Dengan adanya modul ajar, workshop, pelatihan, dan pengembangan media pembelajaran, peserta diharapkan dapat mengembangkan keterampilan yang diperlukan dan mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Dia juga menyampaikan, potensi keberlanjutan PKBM Cakra ini dengan memasukan program bertema Digital setiap tahunnya dan melakukan kerja sama dengan Prodi PTI UMS untuk menjadi narasumber kegiatan. Selain itu, tersedianya UMS Literacy Corner di PKBM Cakra yang dapat diakses oleh siswa PKBM Cakra maupun masyarakat setempat, menjadi salah satu cara untuk ajang pameran karya siswa.

“Kemudian, OSIS dan Pramuka PKBM Cakra juga terbuka untuk membantu memberikan penguatan materi terkait literasi digital dan memanfaatkan UMS Literacy Corner. PKBM Cakra ini dapat dijadikan tempat magang kependidikan mahasiswa PTI UMS,” ungkapnya.

Dalam pembelajaran, lanjutnya, mahasiswa UMS dapat juga masuk ke ranah pendidikan non formal, jangan hanya mengabdi atau magang di pendidikan formal saja. Pendidikan tidak hanya di formal, tetapi ada di masyarakat dan juga non formal.

“Kenapa tidak kita sasar di sekolah formal SMA/SMK, karena karakteristik siswa PKBM Cakra, yang sudah berkeluarga, orang-orang yang sudah kerja, yang tidak sekolah. Agen yang sangat tepat dalam sasaran program ini dalam mencegah hoax dan judi online,” terang Hardika.

Menariknya, luaran dari program ini di antaranya: 1. Aplikasi dengan menggunakan visual block programming tentang literasi digital; 2. Media pembelajaran literasi digital, hoaks, dan judi online berbasis android; 3. Hak cipta; 4. Modul ajar literasi digital, hoaks, dan judi online; dan 5. UMS Literacy Corner.

Hardika Dwi Hermawan berharap, setelah ini akan ada kerjasama lanjutan dari UMS karena program ini adalah program berkelanjutan. Sehingga hasil evaluasi dari kegiatan yang sudah dilaksanakan menemukan apakah perlu dibentuk satgas hoax dan judi online.

“Sehingga skema tahun berikutnya, adalah digitalisasi edukasi hoax dan judi online. Ini akan menjadi percontohan PKBM pertama yang memiliki satgas ataupun ambasador terkait pencegahan hoax dan judi online,” pungkasnya. (Fika/Humas)