You are currently viewing Lestarikan Budaya, Mahasiswa POR UMS Gelar Festival Permainan Tradisional

Lestarikan Budaya, Mahasiswa POR UMS Gelar Festival Permainan Tradisional

  • Post author:
  • Post category:Berita

ums.ac.id, SURAKARTA-Program studi Pendidikan Olahraga Universitas Muhammadiyah Surakarta ( POR UMS) menggelar Festival Permainan Tradisional ke-2, Selasa, (24/1). Acara itu bertempat di Gedung Olah Raga Kampus 2 UMS.

Kegiatan itu merupakan output mata kuliah Permainan Tradisional itu diikuti oleh segenap tenaga pendidik, mahasiswa angkatan 2021 dan 2022, serta tamu undangan dari Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM). Sesuai temanya, festival ini mengadakan berbagai perlombaan permainan tradisional seperti, Enggrang, Tarik Tambang, Dakon, Bakiak, Dagongan dan juga memperkenalkan jajanan pasar tradisional.

Festival permainan tradisional yang mengusung tema “Eratkan Persaudaraan, Kokohkan Persatuan dengan Melestarikan Permainan Tradisional” ini menjadi salah satu langkah agar generasi muda mampu memberikan warna terhadap kebudayaan Indonesia.

“Festival Permainan Tradisional diharapkan jadi berkembang dan bukti bahwa Indonesia kaya dengan budaya. Maka tentu kita sebagai generasi muda harus mampu menunjukkan kriteria budaya kita menjadi karakter bangsa,” ungkap Eko Sudarmanto, S.Pd,M.Or, selaku dosen pengampu mata kuliah Permainan Tradisional

Eko juga menyebutkan harapan di tahun berikutnya, Festival Permainan Tradisional mampu melebarkan sayapnya ke sekolah-sekolah mitra UMS, agar dapat turut meramaikan festival tersebut.

Muhad Fatoni, M.Or, selaku Kepala Program Studi Pendidikan Olahraga, menyebutkan melalui kegiatan yang positif ini diharapkan mahasiswa Prodi POR ini mampu berakselerasi menjadi inisiator Festival Pemainan Tradisional yang lebih besar.

“Ini baru proses, akan ada kegiatan yang bernama Pekan Olahraga Mahasiswa Muhammadiyah Nasional. Semoga mahasiswa menjadi inisiator dan permainan tradisional dapat dimainkan disana,” kata Muhad Fatoni, Sekretaris Prodi POR.

Acara ini resmi dibuka dengan proses penancapan Keris ke dalam kendi berisi abu dupa yang menjadi lambang tradisional khas Indonesia oleh Sekretaris Prodi, dan juga penampilan tari tradisional oleh mahasiswa-mahasiswa POR. (Eva/Humas)