You are currently viewing Mahasiswa PMM3 UMS Ajak Jelajah Kuliner Nusantara

Mahasiswa PMM3 UMS Ajak Jelajah Kuliner Nusantara

  • Post author:
  • Post category:Berita

ums.ac.id, SOLO – Mahasiswa peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Batch 3 Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menyelenggarakan kegiatan festival kuliner Nusantara di Hall Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMS pada Sabtu, (6/1).

Festival kuliner tersebut bertujuan untuk memperkenalkan sekaligus mengajak mahasiswa untuk menjelajah beragam masakan kuliner khas Nusantara. Makanan yang disajikan oleh peserta PMM Batch 3 itu pun tanpa dipungut biaya alias gratis.

“Tujuan dari acara ini adalah kita memperkenalkan lagi tentang masakan Nusantara kepada mahasiswa UMS atau mahasiswa daei berbagai pulau,” ujar Staf Biro Kerjasama dan Urusan Internasional (BKUI) UMS, Alex Kurniadi, S.Pd.

Kegiatan PMM Batch 3 ini diikuti oleh 72 mahasiswa dan pada festival kuliner Nusantara ini mahasiswa dikelompokkan ke dalam 6 kelompok. Masing-masing kelompok tersebut menyajikan satu makanan khas asal daerah yaitu Sate Padang, Mimi Titi, Bingka Kentang dan Pisang, Plecing Kangkung, Pempek Palembang, serta Papeda dan Kuah Kuning.

Festival kuliner ini menjadi penutup dari penyelenggaraan Modul Nusantara dari PMM Batch 3 UMS ini. PMM Batch 3 UMS telah berjalan mulai dari September-Januari, dan akan melakukan acara penutupan PMM pada 27 Januari mendatang.

“Nah ternyata ini (red:festival) sebagai penutup Modul Nusantara. Kemudian dari teman-teman itu membuat kegiatan yang berbeda ini, sekaligus menutup Modul Nusantara karena Modul Nusantara sudah selesai,” tambah Alex.

Terlihat antusiasme sangat tinggi baik dari mahasiswa PMM maupun mahasiswa yang melewati hall FEB. Mereka mampir untuk mencicipi kuliner yang disajikan oleh peserta PMM Batch 3 UMS itu.

Janet Marlon Yoseph Marisan mahasiswa asal Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong yang mengikuti PMM Batch 3 ini bersama dengan kelompoknya menyajikan Papeda dan Kuah Kuning. Papeda menjadi makanan identik dari daerah Papua Barat Daya yang hanya disajikan pada acara-acara tertentu. Pada kegiatan tersebut, kelompoknya menyediakan sekitar 20 porsi.

“Jadi setiap ada kegiatan-kegiatan besar kita menyiapkan makanan ini. Makanan ini memang jarang juga ditemui di warung-warung. Tapi ada warung khusus yang menyediakan makanan kami, karena makanan kita sangat khusus dan itu menjadi makanan pokok di sana,” terang Marlon Marisan.

Dengan adanya kegiatan ini, dia berharap akan dapat mengenalkan makanan daerah dari tempatnya. Sekiranya, makanan khas dari Sorong tersebut bisa terkenal di luar daerah asalnya.

“Kami sangat berharap sekali, mungkin dengan adanya kegiatan ini, mungkin makanan dari Nusantara bisa terkenal luas oleh Indonesia, bukan cuma dari daerah saya, Papua, tapi mungkin dari Sumatera, dari Sulawesi, Kalimantan,” harapnya. (Maysali/Humas).