You are currently viewing Workshop Mubaligh di UMS: Para Dai Muhammadiyah  Harus Mengimbangi Cara Dakwah Digital

Workshop Mubaligh di UMS: Para Dai Muhammadiyah Harus Mengimbangi Cara Dakwah Digital

  • Post author:
  • Post category:Berita

Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus (MTDK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah menyelenggarakan Workshop Revitalisasi Mubaligh Muhammadiyah pada hari Sabtu-Ahad (2-3/2/2019). Workshop tersebut terselenggara atas kerjasamanya dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta sebagai tuan rumah kegiatan.

Sebanyak 90 peserta, ikut mewarnai jalannya kegiatan tersebut. Mereka datang dari 27 Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) se- Jawa Tengah.

Workshop ini bertujuan untuk kembali menggairahkan dakwah Islam yang ada di Muhammadiyah. Ditambah lagi dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang. Para dai atau muballigh Muhammadiyah harus mampu mengimbanginya dengan cara dakwah digital.

Acara Pembukaan, juga dihadiri oleh Dr. M. Abdul Fatah Santosa, M.Ag. sebagai Wakil Rektor IV bidang Al-Islam & Kemuhammadiyahan dan kerjasama. Sekaligus Ketua Umum PW Muhammadiyah Jawa Tengah Drs. H. Tafsir M.Ag. turut hadir dan menjadi keynote speaker ada saat pembukaan.

Wakil Rektor IV dalam sambutannya menerangkan saat ini peradaban manusia ada pada era post truth atau pasca kebenaran. Kecenderungan masyarakat dalam mencari informasi kebenaran lebih sering merujuk lewat internet, tidak mendatangi tokoh-tokohnyang punya legitimasi. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Muhammadiyah agar bisa ikut memberikan konten-konten positif lewat internet dan dapat dipertanggungjawabkan.

“Tantangan kita bersama, yaitu kita sidah masuk ke era Post truth. Rujuakan banyak orang sekarang Mbah Google, bukan lagi para tokoh yang memiliki legitimasi dan kompeten terhadap masalah tertentu. Muhammadiyah perlu hadir dalam dakwah digital agar masyarakat terfasilitasi” papar Dr. M. Abdul Fatah Santosa sekaligus membuka jalannya acara.

Kemudian, Ketua PW Muhammadiyah Jawa Tengah ikut memberikan Tausyiyah dihadapan para peserta. Ia menyampaikan sejatinya mengurus urusan dakwah salam Muhammadiyah tidaklah mudah. Hal ini didasarkan dari pengalamannya yang menjadi Sekretaris Majlis Tabligh PWM Jawa Tengah selama dua Periode, sebelum akhirnya menjadi Ketua Umum PWM Jawa Tengah sepereti sekarang ini.

Pesan yang di yang disamapaikan Ketua PWM Jawa Tengah itu sebelum mengakhiri tausyiyahnya yaitu memaparkan hasil penelitian terkait karakter K.H. Ahmad Dahlan dalam berdakwah ada tiga karakter. Diantaranya yaitu Pragmatis, Slowly But Sure, Calm and Peace.

“Ada sebuah sebuah desertasi, yang menghasilkan kesimpulan tiga karakter Ahmad Dahlan dalam berdakwah. Pertama Pragmatis, gerakan yang dilakukannya (Ahmad Dahlan) sedikit bicara banyak bekerja, dia tidak suka berlama-lama dalam berdebat. Kedua adalah Slowly but sure, pelan tapi pasti. Dakwahnya dimulai dari nol hingga menjadi besar. Dan karakter terakhir yaitu Tenang dan Damai (Calm and Peace), maka wajar jika Muhammadiyah ingin menjadi organisasi islam yang moderat” pungkasnya. (Risqi)