You are currently viewing Kembangkan Program Fisioterapi, FIK UMS Studi Banding ke Klinik Fisioterapi Termaju di Thailand

Kembangkan Program Fisioterapi, FIK UMS Studi Banding ke Klinik Fisioterapi Termaju di Thailand

  • Post author:
  • Post category:Berita

Untuk meningkatkan pengembangan Program Studi Fisioterapi yang ada di Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Dekan FIK UMS, Assoc. Prof. Dr. Mutalazimah, M.Kes bersama rombongan melakukan kunjungan ke Bangkok Thailand.

Dalam acara tersebut mengunjungi Pinklao Clinic of Physical Therapy MU di Kota Bangkok. “Progam ini adalah bentuk kolaborasi antara FIK UMS, Faculty of Physical Therapy Mahidol University (FPT-MU) Thailand dan Dinas Kesehatan Sleman Yogyakarta,” kata Mutalazimah.

Dirinya kesana ditemani oleh Sekretaris Dinkes Sleman dr. Cahya Purnama, M.Kes dan 4 staf Dinkes, serta Ketua Forum Kepala Puskesmas se-Kabupaten Sleman Toto Suharto, SKM., M.Kes. dan 13 Kepala Puskesmas di Sleman. Sampai di sana rombongan disambut hangat oleh Deputy of International Affair of PTMU Assistant Profesor Pakaratee Chaiyawat, Ph.D. and Assistant Dean for Health Service, Ms. Sutida Sakunkaruna.

Mutalazimah menambahkan, pihaknya berkolaborasi sekaligus datang langsung ke Thailand ke FPT-MU Thailand yang merupakan perguruan tinggi sekaligus pemilik klinik fisioterapi terbesar dan termaju se-Thailand. “Sehingga kita perlu belajar kepadanya,” ucap Mutalazimah.

Dikatakannya, selama sehari penuh pada Kamis, (27/2/20) kegiatan disana adalah academic sharing mengenai pengelolaan klinik fisioterapi di FPT-MU, sekaligus mengunjungi kliniknya bagaimana bisa menjadi klinik fisioterapi terbesar bahkan paling maju di sana.

“Kegiatan seperti ini sangatlah bermanfaat. Melalui kegiatan seperti ini, kita mempunyai ide-ide baru untuk menginisiasi dan mengembangkan program fisioterapi di tingkat komunitas, sehingga menjadi dasar kebijakan kedepan agar formasi tenaga fisioterapis tidak sekedar bekerja di hospital based (tertiary services), namun juga di community based (primary services),” ujarnya.

“Dengan harapan program-program kuratif rehabilitatif semakin bergeser pada program-program promotif preventif, sehingga angka kesakitan bisa diturunkan melalui upaya-upaya promosi dan pencegahan penyakit melalui optimalisasi peran fisioterapis yang bekerja sama dengan profesi lain di puskesmas secara sinergis,” pungkasnya. (Bangkit N/Humas).