You are currently viewing Kedubes Amerika Kenalkan Program Beasiswa YSAELI kepada Mahasiswa UMS

Kedubes Amerika Kenalkan Program Beasiswa YSAELI kepada Mahasiswa UMS

  • Post author:
  • Post category:Berita

Tak hanya fokus mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga pengajar, Universitas Muhammadiyah Surkarta (UMS) juga fokus mengembangkan SDM para mahasiswanya. UMS melalui Biro Kerjasama Urusan Inernasional (BKUI) bekerjasama dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk mengenalkan program Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI). Pengenalan program tersebut, dilakukan di ruang sidang BPH UMS gedung Induk Siti Walidah, hari Selasa (25/2/2020).

Diikuti sekitar seratusan mahasiswa, tiga utusan Kedutaan Besar Amerika Serikat yakni Josh Lusting bagian bidang Ekonomi, Eugene Ford bidang politik dan Irmina Reniarti sebagai spesialis pelaksana program, mengenalkan program beasiswa pertukaran pemuda itu.

YSEALI bertujuan merupakan sebuah program yang pertama kali dibentuk pada tahun 2013 oleh Presiden Amerika Serikat yakni Barrack Obama. Salah satu tujuannya adalah penguatan hubungan antara Amerika Serikat dengan komunitas negara ASEAN dalam bidang lingkungan, sumber daya alam, ekonomi, wirausaha dan hubungan kewarganegaraan.

“Di dalamnya ada pertukaran pelajar ke Amerika Serikat, pertukaran profesional antar staf, dana hibah, regional workshop keseluruh negara se-ASEAN juga,” lengkap Irmina Reniarti atau yang lebih akrab dipanggil Reni itu.

Untuk bisa mendapat peluang mendapatkan beasiswa tersebut, ujar Reni harus mendaftar menjadi anggota (member) terlebih dahulu. Dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, Indonesia jadi negara paling banyak jumlah membernya, yaitu sebanyak 39.726 orang.

“Ketentuan umur yang bisa mendaftarkan diri tergantung program yang diminati, jika Academic fellow program, harus 18 sampai 25 tahun. Sementara umur 25–35 tahun bisa memilih professional fellow. Tak harus mahasiswa, dosen boleh mendaftar, NGO aktifis boleh, jurnalis boleh, terpenting sesuai persyaratan” lanjut Reni.

Jika berhasil mendapat beasiswa tersebut, peserta diberi kesempatan belajar selama 6 minggu, tanpa dipungut biaya apapun alias gratis. Seperti contoh, Luxy Nabela Farez, mahasiswa Ilmu Komunikasi UMS itu, salah satu peserta yang mewakili Indonesia untuk belajar di negeri Paman Sam. Hal ini menjadi salah satu keberhasilan UMS dalam membentuk mahasiswanya untuk dapat bersaing sampai kancah internasional. (Risqi/Humas)