You are currently viewing Kuliah Umum PBSI UMS, Hadirkan Pengajar BIPA Australia

Kuliah Umum PBSI UMS, Hadirkan Pengajar BIPA Australia

ums.ac.id, SOLO – Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menyelenggarakan kuliah umum mengenai Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA).

Kegiatan yang bertema “Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing di Australia” diselenggarakan di Auditorium Mohammad Djazman UMS dengan menghadirkan Bea Awiati dari Australian Indonesian Association of Victoria, Senin (3/7).

BACA JUGA : Tim ECRC UMS Siap Tampil di Ajang Internasional Shell Eco-marathon Asia-Pasific and The Middle East 2023

Dalam kuliah umum tersebut Bea Awiati menerangkan bahwa bahasa Indonesia menjadi bahasa pilihan untuk para siswa di Australia, selain bahasa Korea, Perancis, Jepang, dan lainnya. Di Australia juga terdapat kurikulum tentang bahasa asing termasuk bahasa Indonesia.

Menurut pengalaman Bea, siswa di Australia senang dengan kegiatan seperti menari, menyanyi, dan film. Kegiatan tersebut menjadi selling point dalam mengajarkan bahasa Indonesia kepada penutur asing.

“Kalau kalian semua ingin menjadi seorang pengajar BIPA, sebaiknya kalian mempunyai kepandaian tentang tari-tarian, karya artistik Indonesia, ataupun tentang fenomena Indonesia,” terang Bea Awiati.

BACA JUGA : Tim P2AD UMS Bangun Instalasi Panel Surya untuk MIM Gemantar, Sragen

Di samping itu, Kaprodi PBSI UMS Dr., Miftakhul Huda, S.Pd., M.Pd. menerangkan kegiatan ini ditujukan kepada para mahasiswa PBSI UMS agar mahasiswa mendapatkan wawasan mengenai pengajar BIPA.

“Tujuan dari pelaksanaan kuliah umum ini untuk memberikan pembekalan dan wawasan kepada mahasiswa bahwa lulusan Prodi PBSI itu memiliki peluang menjadi pengajar BIPA,” jelas Miftakhul Huda.

Kuliah umum juga mendorong para mahasiswa untuk mendalami dan memahami budaya Indonesia.

BACA JUGA : Jamaah Sholat Idul Adha 1444 H di Edutorium UMS Membludak

“Tidak hanya mengajarkan bahasa saja, tetapi budaya yang ada di Indonesia, maka itu menjadi poin penting bagi pengajar BIPA, untuk bisa memahami budaya-budaya Indonesia,” kata Kaprodi PBSI itu.

Prodi PBSI UMS semula hanya menargetkan sebanyak 150 mahasiswa mengikuti kuliah umum tersebut, tetapi ternyata antusias mahasiswa tinggi sehingga sebanyak 177 mahasiswa hadir mengikuti kuliah. Mahasiswa BIPA dari Madagaskar, Bangladesh, dan Sierra Leone juga turut hadir. (Maysali/Humas)