You are currently viewing Lakukan Pembinaan Penanggulangan Stunting di Posyandu Desa Jrakah Boyolali, Bentuk Kerjasama FIK UMS dengan Ristekdikti

Lakukan Pembinaan Penanggulangan Stunting di Posyandu Desa Jrakah Boyolali, Bentuk Kerjasama FIK UMS dengan Ristekdikti

  • Post author:
  • Post category:Berita

Sebagai bagian dari upaya pencegahan stunting di Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (FIK UMS) melakukan pembinaan kepada para petugas Posyandu di desa tersebut, pada Bulan Juli lalu.

Ketua Tim Irdawati, S.Kep., Ns., M.Si.Med mengatakan, kegiatan pengabdian masyarakat program PKM ini bertujuan membantu dan membina posyandu balita agar dapat memberikan pelayanan kesehatan anak, mencegah dan mengatasi stunting, sehingga anak-anak tumbuh sehat.

Stunting sendiri, kata Irdawati, merupakan kondisi ketika anak lebih pendek dibandingkan anak-anak lain seusianya, atau dengan kata lain, tinggi badan anak berada di bawah standar. Desa Jrakah dipilih karena menurut Irda, desa tersebut merupakan desa dengan angka stunting tinggi di kecamatan tersebut.

Berdasarkan data yang didapat, lanjut Irdawati, jumlah penderita stunting di Boyolali dalam satu tahun terakhir bisa dikatakan cukup tinggi. Di wilayah kerja Puskesmas Selo sendiri terdapat 163 anak stunting yang terpecah dalam 10 kelurahan/ Desa, kasus tertinggi anak penderita stunting di wilayah kerja Puskemas Selo yaitu pada Desa Klakah, dengan presentase 23,92% penderita atau sekitar 39 anak penderita stunting, disusul dengan desa Jrakah dengan presentase 19,63% atau sekitar 32 anak penderita stunting, dan desa yang lain seperti desa Lencoh 14,11%, Senden 12,26%, Tlogolele 9,81%, Selo 7,36%, Samiran 6,74, Suroteleng 3,06, Tarubatang 3,06, dan Jeruk 0%.

Irdawati tidak sendirian, dirinya ditemani oleh Abi Muhlisin, SKM., M. Kes., Muwakhidah, SKM., M. Kes, Dewi Susilaningsih, S. Kep., Afifah Ayu syaiful, S.Kep Arina Arantika, S. Kep., Ns, Adella Ayu Ambarwati, S. Kep., Ns, dan Zulaichoh, S. Kep.

Di sana mereka sharing Overview Stunting dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Masyarakat. Kemudian, di sesi selanjutnya sharing tentang Nutrisi Untuk Pencegahan Stunting dan sesi terakhir mengajari bagaimana tindakan Pencegahan dan Cara Deteksi Secara Dini. “Kami juga mengajari cara membaca grafik dan menganalisa berdasarkan alat peraga yang telah kami buat. Sehingga tujuan utama dari pengabdian masyarakat yang dilakukan ialah para petugas di Posyandu tersebut bisa mendeteksi stunting lebih dini sehingga bisa dilakukan pencegahan” ujar dia.

Total petugas Posyandu yang ikut, ujar Irdawati, sebanyak 16 orang. “Ini masih tahap awal dan September 2020 mendatang mereka akan kami ajari cara pelaporannya sehingga data-data riil langsung dari desa tersebut bisa di ketahui. Dalam menjalankan program ini kami bekerjasama dengan Ristekdikti dan pendanaannya pun kami peroleh dari sana,” tutup Irdawati. (Bangkit N/Humas).