You are currently viewing Kereta Api Cepat Indonesia Cina Jajaki Kerja Sama dengan UMS

Kereta Api Cepat Indonesia Cina Jajaki Kerja Sama dengan UMS

  • Post author:
  • Post category:Berita

PT. Kereta Api Cepat Indonesia Cina (KCIC) menjajaki kerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Rombongan dari PT. KCIC yang berkunjung ke UMS, Rabu (26/2/2020) diterima oleh jajaran pimpinan Prodi Teknik Sipil Fakultas Teknik UMS di ruang kerja rektor.

Ahmad Najib Tawangalun, Expert Operation & Maintenance PT. KCIC memberi tawaran program kerja sama antara PT. KCIC dengan UMS. Salah satunya adalah program mendatangkan ahli dari KCIC untuk memberikan materi kuliah di depan mahasiswa.

“Kami memiliki program, tenaga ahli dan juga kemampuan untuk menyampaikan kuliah umum di depan mahasiswa. Tentu program-program lain yang bisa dijajaki antara kedua institusi. Bekerja sama yang bisa saling menguntungkan di pihak kami maupun UMS sendiri,” ujarnya.

Najib menyampaikan, ada dua kegiatan besar yang dibahas dengan UMS yakni kuliah umum yang bisa dilakukan untuk seluruh jurusan dan workshop khusus untuk fakultas teknik. Program kerjasama yang lain menyusul.

Kepala Prodi Teknik Sipil, Mochamad Solikin, S.T, M.T, Ph.D menyambut baik kerja tersebut. Selain itu dia berharap kerjasama dengan PT. KCIC juga dalam bentuk rekrutmen alumni dari UMS. “Kami berharap alumni atau mahasiswa UMS bisa direkrut menjadi bagian dari PT. KCIC,” katanya. Dia juga berharap agar para mahasiswa UMS bisa magang serta melakukan penelitian di PT. KCIC.

Saat ini PT. KCIC sedang membangun proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dengan panjang 142,3 km dan progresnya sudah lebih dari 40-42%. Biasanya dengan kereta konvensional jarak Jakarta-Bandung bisa memakan waktu 3 jam 10 menit, tapi dengan kereta cepat ini Jakarta-Bandung bisa ditempuh dengan waktu 40 menit saja.

Rencana nya kereta cepat Jakarta-Bandung ini diresmikan pada tahun 2021 akhir. “Ada 2 manfaat yang bisa dirasakan dengan adanya kereta cepat ini, yang pertama dari sisi waktu dan yang kedua dengan tidak adanya batasan waktu tersebut kemungkinan besar akan bertumbuh adanya aglomerasi di koridor Jakarta-Bandung tersebut,” ujar Ahmad Najib. (Aufia/Humas)